TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat final penentuan opsi pemulangan warga negara Indonesia (WNI) kru Kapal Pesiar Diamond Princess, pada hari ini, Ahad, 23 Februari 2020. "Insya Allah (hari ini)," ujar Fadjroel saat dikonfirmasi pada Ahad, 23 Februari 2020.
Fadjroel menolak menjelaskan detail jam berapa dan dimana rapat akan digelar. "Tergantung jadwal presiden," ujarnya singkat.
Sampai saat ini, ada 74 WNI awak Diamond Princess yang terjebak dalam kapal yang disebut sudah menjadi episentrum baru virus Corona, setelah Wuhan. Pemerintah memastikan mereka akan segera dipulangkan, namun opsi pemulangannya yang sampai saat ini masih dibahas.
Kementerian Kesehatan menawarkan dua opsi yakni lewat jalur laut dan udara. Lewat jalur laut, telah disiapkan Kapal Republik Indonesia Suharso milik TNI. Kapal ini berjenis kapal Bantu Rumah Sakit. Jika menggunakan kapal, Kemenkes memperkirakan kapal ini akan sampai di Jepang dalam waktu 14 hari. Selama menunggu kapal tiba, para WNI menjalani observasi di atas kapal.
Setelah kapal tiba di Jepang, waktu pelayaran dari negara matahari terbit itu ke Indonesia memerlukan waktu dua pekan. Total waktu yang diperkukan selama 28 hari, waktu yang sama dengan rencana masa observasi para WNI dari Diamond Princess yakni selama empat pekan (dua kali masa inkubasi). "Kalau dihitung pelayaran dari sini ke sana, terus dari sana ke sini, sudah 2x14 hari. Sampai Indonesia mereka sudah bersih (dari Covid-19)," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto kantornya, Jumat, 21 Februari 2020.
Yurianto membantah tuduhan bahwa pemerintah sengaja melakukan buying time atau membuang-buang waktu dengan menyiapkan opsi pemulangan dengan kapal ini. "Bukan strategi mau ngelewat-ngelewatin, kami ingin memberikan yang terbaik. Makanya opsinya kan tetap dua, kapal atau pesawat."
Untuk opsi pemulangan awak Dimond Princess dengan pesawat, kata Yuri, pemerintah juga sudah menyiapkan Boeing-737. "Kami sudah rapat dengan Dirut Garuda, pilotnya sudah ditentukan, bahkan kru yang akan mendampingi juga sudah disiapkan."
Kendati demikian, kata Yuri, pemerintah belum memutuskan tempat karantina untuk mengobservasi mereka jika dipulangkan dengan pesawat. "Belum ditentukan di mana, namun sejumlah tempat sudah disiapkan termasuk di Natuna juga disiapkan kembali."