Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dilarang Keraton Yogyakarta, Acara Muslim United Tetap Digelar

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Puluhan tenda tetap dibangun untuk acara Muslim United di halaman Masjid Kauman Yogya walau tak kantongi izin Keraton Yogya. Tempo/Pribadi Wicaksono
Puluhan tenda tetap dibangun untuk acara Muslim United di halaman Masjid Kauman Yogya walau tak kantongi izin Keraton Yogya. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan Muslim United: Sedulur Saklawase tetap digelar oleh Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat 11 Oktober 2019.

Panitia jalan terus meski penggunaan kawasan Masjid Kauman dilarang oleh Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Melalui akun media sosial, pihak keluarga Keraton yang diwakili Gusti Kanjeng Ratu Bendara bahkan sempat menghimbau warga tak mendatangi acara yang berlangsung 11-13 Oktober 2019 itu.

"Imbauan, untuk masyarakat supaya tidak datang ke sekitaran Alun-alun di tanggal 11-13 Oktober 2019 karena keliatannya ada unsur kesengajaan dan provokasi," ujar putri bungsu Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X itu pada Rabu 9 Oktober 2019.

Berdasarkan pantauan Antara, acara Muslim United itu tetap berlangsung hari ini. Panggung dan sejumlah tenda tenant berdiri sejak pagi. Para peserta juga tampak memadati halaman masjid milik Keraton itu.

"Kita kan yang punya rumah, kan tidak mengizinkan," kata Sultan HB X saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat 11 Oktober 2019.

Menurut Gubernur DIY ini, apabila acara itu tetap digelar maka menjadi urusan pihak kepolisian, khususnya berkaitan dengan aspek keamanannya.

"Ya itu kan urusan polisi. Kalau saya kan hanya itu. Selama aman dan sebagainya kan itu urusan polisi," kata Sultan.

Kegiatan Muslim United yang berlangsung mulai 11-13 Oktober 2019 itu menghadirkan beberapa penceramah seperti Abdul Somad, Hanan Attaki, Lutfi Basori, Adi Hidayat, Bachtiar Nasir, hingga Felix Siauw. Beberapa agenda akan dilaksanakan selama tiga hari meliputi Muslim Expo, Tabligh Akbar, Social Activity, Food Festival, Muslim Community Gathering dan Kids Corner.

Beberapa ustadz seperti Hanan Attaki juga telah memulai ceramahnya pada Jumat sore. Videotron berukuran besar juga tampak disediakan panitia untuk peserta yang tidak mendapatkan tempat di dalam masjid.

Nanang Syaifurozi selaku ketua panitia Muslim United 2019 menghimbau agar para pengunjung datang dengan niat karena Allah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pokoknya niatkan ikhlas karena Allah, karena sesungguhnya Allah mempersatukan kita. Islam itu mempersatukan umat secara akidah. Allah memerintahkan kita untuk bersatu, jadi datanglah dengan niat karena Allah. Allah yang memerintahkan kita untuk bersilaturahmi dengan sesama umat muslim," ujar Nanang 10 Oktober 2019.

Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yulianto mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima surat pemberitahuan atau permohonan izin dari penyelenggara Muslim United.

Sebelum mengeluarkan izin, lanjut Yulianto, kepolisian juga harus menerima izin yang dikeluarkan oleh pemilik tempat kegiatan, dalam hal ini Keraton Ngayogyakarta terlebih dahulu.

"Dalam hal ini Polri belum menerima izin penggunaan tempat yang dikeluarkan oleh pihak Keraton. Polisi keluarkan izin jika yang punya tempat mengeluarkan izin penggunaan tempat," kata Yulianto.

Sementara itu, ditemui di lokasi acara, Ketua Bidang Pameran Panitia Muslim United Tanu Nazwagi tidak mau berkomentar ihwal penolakan izin dari Keraton Yogyakarta.

Selain bukan ranahnya untuk menjawab, menurut Tanu, acara yang digelar oleh Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) itu telah diakomodir oleh pihak Takmir Masjid Gedhe Kauman.

"Saya no comment kalau itu. Setahu saya kita di sini di bawah perintah Forum Ukhuwah Islamiyah dan diakomodir Takmir Masjid Kauman dan Pam Budaya Jogja," kata dia.

Menurut Tanu, acara yang secara resmi akan dibuka pada Jumat malam itu mencoba memperlihatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. "Walaupun berbeda 'madzhab', beda 'harakah' tetapi tetap bersatu di Muslim United," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

9 hari lalu

Tugu Yogyakarta, pada awal dibangun pada era Sultan HB I sempat setinggi 25 meter. Dok. Pemkot Yogyakarta.
Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.


Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

11 hari lalu

Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menggelar Syawalan bersama abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta Selasa (7/5). Dok. Istimewa
Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.


Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

14 hari lalu

Acara halal bihalal syawalan Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek dilaksanakan di Diklat Kejaksaan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Istimewa
Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

16 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

18 hari lalu

Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut nonton bareng atau Nobar Piala Asia U-23 2024 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Senin petang 29 April 2024. Dok.istimewa.
Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

30 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

32 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

34 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

36 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

45 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.