TEMPO.CO, Jakarta -Nugroho Notosusanto menggugat Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni lewat sebuah buku lawasnya.
Buku yang berjudul “Naskah Proklamasi jang Otentik dan Rumusan Pancasila jang Otentik" yang diterbitkan Pusat Sejarah ABRI dan Departemen Pertahanan-Keamanan pada 1971. Buku ini kemudian diperbarui dan pada 1980 diterbitkan dengan titel baru Mengamankan Pancasila Dasar Negara.
Baca juga : ASN Upacara HUT Pancasila Saat Mudik, Korpri Minta Keringanan
Bersumber dari tulisan-tulisan Muhammad Yamin, Nugroho-lah yang pertama kali menyoal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Nugroho menyatakan Pancasila dirumuskan bersama oleh Bung Karno, Muhammad Yamin, dan Soepomo. Dia pun menyimpulkan 1 Juni bukanlah Hari Lahir Pancasila sebagai dasar negara, tetapi Pancasila Bung Karno.
Kata Pancasila memang pertama kali diucapkan Bung Karno pada 1 Juni 1945 di hadapan sidang Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia-BPUPKI).
Ketika itu, rumusan silanya belum seperti yang berlaku sekarang. Bung Karno menawarkan lima sila yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Perikemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial; dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Nugroho juga menyoal bunyi sila kedua, internasionalisme, yang dianggap sebagai semboyan komunisme. "Dari kesemuanya itu tentulah kita sudah dapat mengerti di mana letak kerawanan 1 Juni itu," kata Nugroho seperti ditulis Majalah Tempo tanggal 29 Agustus 1981.