TEMPO.CO, Karanganyar - Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengaku tidak mengetahui siapa yang pertama kali membuka surat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke publik. Hanya saja, dia mengatakan tidak keberatan isi surat itu diketahui oleh publik.
Baca: Kampanye Akbar Prabowo di GBK dan Gaung Isi Surat SBY
Menurut AHY, surat tersebut berisi pesan dari SBY dalam kapasitas sebagai seorang negarawan. "Jangan sampai pemilu ini menjurus polarisasi dan benturan antar anak bangsa," katanya saat ditemui di Karanganyar, Senin 8 April 2019.
Beredar surat dari SBY untuk tiga pejabat teras Demokrat terkait kampanye akbar Prabowo - Sandiaga pada Ahad, 7 April 2019. Dalam surat itu, SBY mengatakan keberatan dengan konsep kampanye tersebut karena terkesan eksklusif dan menonjolkan golongan tertentu.
AHY mengatakan SBY merupakan salah satu tokoh yang sangat memiliki perhatian terhadap masalah konflik, baik konflik vertikal maupun horizontal. SBY, kata AHY, memiliki banyak pengalaman dalam menyelesaikan konflik, baik di dalam negeri maupun dalam kiprahnya sebagai bagian dari pasukan perdamaian di PBB.
"Beliau menekankan tentang pentingnya inklusifitas," katanya. Dalam surat tersebut, SBY berharap tidak terjadi gesekan yang justru membuat masyarakat menjadi korban.
AHY mengaku tidak mengetahui siapa yang pertama kali mengungkap isi surat internal itu kepada publik. Hanya saja, pihaknya tidak keberatan isi surat itu diketahui oleh publik. "(Isinya) Bukan hal yang tabu," katanya.
Simak juga: AHY Tak Keberatan Surat Internal SBY Bocor ke Publik
Sebaliknya, pesan dari surat SBY tersebut juga cukup penting untuk diketahui oleh masyarakat. "Pesannya cukup kuat, teduh dan mengayomi," kata dia. Sebab, lanjutnya, isi surat tersebut merupakan pesan untuk menggugah kesadaran agar masyarakat jangan sampai terpecah belah.