TEMPO.CO, Jakarta - Polri mengerahkan 1.500 anggotanya ke lokasi bencana tsunami di Banten dan Lampung untuk membantu masyarakat mengatasi dampak tsunami.
Baca: Kondisi Kecamatan Sumur, Daerah Terdampak Tsunami yang Terisolasi
“Polri mengerahkan 1.500 personel dan masih fokus evakuasi korban, baik sepanjang pantai atau desa yang belum tersentuh evakuasi,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Desember 2018.
Para anggota yang diterjunkan fokus menolong korban meninggal dunia atau luka-luka. Untuk yang terluka, Polri memaksimalkan pertolongan pertama. Polisi juga mendata kerugian material, rumah, fasilitas umum, hotel, tempat ibadah, dan sebagainya.
“Terpenting melakukan identifikasi korban yang meninggal dunia dan bergabung dengan tim SAR gabungan dan relawan. Kami semaksimal mungkin. Ini harus cepat prosesnya dalam rangka mengetahui siapa jenazah itu,” ucap Dedi.
Baca: BMKG Pastikan Tsunami Selat Sunda Terkait Gunung Anak Krakatau
Tsunami Selat Sunda terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 sekitar pukul 21.27 WIB. Tsunami diduga terjadi akibat longsoran bawah laut yang disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau. Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan pemerintah daerah setempat masih melakukan tanggap darurat bencana.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga hari ini, 24 Desember 2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Sementara data yang dihimpun Polri tercatat ada 240 orang yang ditemukan tewas, dengan rincian 179 korban tewas di wilayah Banten dan 61 korban tewas di wipayah Lampung. Sedangkan untuk korban luka ada 736 orang, dengan rincian 506 orang di wilayah Banten dan 230 di wilayah Lampung. Sementara untuk korban hilang ada 408 orang di wilayah Banten.