TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan isu agama bakal menjadi isu yang kencang pada pelaksanaan pilkada serentak 2018.
"Pilkada besok isu agama yang kencang, di atas 50 persen," kata Setyo Wasisto dalam acara kesiapan pilkada serentak 2018, Jakarta, Senin, 27 November 2017.
Baca juga: Tjahjo Sebut Pilkada Serentak 2018 Bakal Beraroma Pilpres
Setyo mengatakan polisi akan mengantisipasi adanya potensi konflik pada pilkada 2018 yang dipicu oleh isu SARA dan agama. Setyo mengatakan media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, digunakan untuk menyebarkan isu-isu SARA menjelang pilkada 2018.
Polisi, kata Setyo, akan melakukan patroli sepanjang 24 jam dan 7 hari dalam seminggu untuk memantau penyebaran isu SARA di berbagai media sosial. Jika polisi menemukan hal-hal negatif, polisi akan profiling dan melakukan penindakan secara persuasif. "Jadi kami siap melakukan patroli siber dan kepada masyarakat jangan coba-coba. Nanti kalau ditangkap, baru nangis," ujar Setyo.
Setyo mengatakan keamanan adalah salah satu tolok ukur pelaksanaan pilkada 2018. "Faktor keamanan dalam pilkada ini sangat-sangat menentukan," ujar Setyo. Dia menyebutkan ada beberapa daerah rawan yang perlu pengamanan ekstra, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Papua.
Baca juga: Sosiolog: Pilkada Jakarta Jangan Diaplikasikan di Daerah Lain
Sebelumnya, Kepala Bagian Perencanaan Operasi Biro Operasi Asisten Operasi Polri Komisaris Besar Edi Setio Budi Santoso sudah memetakan daerah rawan dalam mengantisipasi jalannya pilkada serentak 2018.
"Kami juga sedang meminta bantuan anggaran dan berkoordinasi dengan stakeholder," kata Edi. Para stakeholder itu adalah aparat keamanan dan penyelenggara pilkada, seperti KPU, partai politik, dan unsur masyarakat.