TEMPO Interaktif, Padang:Sebanyak 341 siswa SLTA dan SLTP di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, yang gedung sekolahnya hancur akibat gempa 6 Maret lalu, tidak jadi ujian di tenda. Mereka akhirnya bisa mengikuti ujian nasional pada 17-18 April di sekolah masing-masing yang lokalnya masih utuh serta di gedung sekolah dasar setempat.Wakil Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Jasrial, mengatakan, bila tetap ujian di tenda, ditakutkan akan mengganggu kosentrasi siswa peserta ujian, karena panas atau tempatnya sempit. Akhirnya Dinas Pendidikan mengupayakan memakai gedung sekolah dasar serta lokal yang masih utuh di sekolah tersebut."Kita sudah mengupayakan agar tidak ada siswa yang ujian di tenda, dan jalan keluarnya sudah ada. Lokal untuk ujian sudah dipersiapkan, jadi mereka tinggal ujian saja hari ini," kata Jasrial hari ini.Sebelumnya 341 siswa peserta ujian nasional yang berasal dari dua SMA negeri dan satu SMP negeri yang sekolahnya rusak berat akibat gempa akan melaksanakan ujian di tenda karena sebagian sekolahnya sudah roboh terkena gempa. Ketiga sekolah tersebut adalah SMAN I X Koto Diatas di Sulik Aie dengan 78 siswa peserta ujian nasional, SMAN 1 X Koto Singkarak dengan 179 siswa peserta ujian nasional, dan SMPN 1 X Koto Singkarak dengan 84 siswa peserta ujian.Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi juga memastikan tidak ada siswa yang mengikuti ujian nasional di tenda. "Kita sudah upayakan jangan sampai ada yang ujian di tenda, karena kasihan para siswa nanti kepanasan dan nyaman mengikuti ujian," kata Gamawan. Di Sumatra Barat tercatat peserta ujian nasional tahun ini sebanyak 152.116 siswa SLTA dan 70.385 siswa SLTP.Akibat gempa berkekuatan 5,8 SR dan 6,2 SR di Sumatra Barat 6 Maret lalu, 2.063 bangunan sekolah rusak, 748 di antaranya rusak berat. Hingga kini bangunan-bangunan tersebut belum diperbaiki.Febrianti