Moerdiono: Supersemar Inisiatif Tiga Jenderal

Reporter

Editor

Kamis, 8 Maret 2007 20:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono mengatakan penguasa Orde Baru Soeharto tak terlibat dalam proses terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret atau dikenal pula dengan istilah Supersemar. Inisitif meminta surat itu kepada Presiden Soekarno muncul dari tiga jenderal Angkatan Darat. "Setahu saya itu inisiatif tiga jenderal. Mengapa? Karena mereka spontan bercerita sama," kata Moerdiono, yang staf Gabungan V KOTI berpangkat Letnan Satu tempo itu, kemarin. "Bukan atas perintah Pak Harto." Ketiga jenderal tersebut adalah Jenderal M Jusuf, Jenderal Amir Machmud, dam Jenderal Basuki Rahmat. Ketiganya membawa Supersemar dari Presiden Soekarno, lalu memberikannya kepada Letnan Jenderal Soeharto yang Panglima Komando Strategis Angkatan Darat. Moerdiono menyampaikan itu dalam diskusi bertema Duduk Perkara Supersemar yang dihadiri tokoh politik 1966, seperti: Ridwan Saidi, Rusdi Thamrin, dan dua sejarawan Aminudin Kasdi dan Asvi Warman Adam. Moerdiono ketika kejadian menjadi bawahan Sutjipto, Kepala Gabungan V KOTI. Menurut Moerdiono, kepergian ketiga jenderal tadi menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor terjadi secara kebetulan. Surat itu trebit secara kebetulan berdasarkan kondisi keamanan saat itu. Dalam kesaksiannya, Moerdiono menampik anggapan para jenderal menekan Soekarno membuat surat perintah dengan menodongkan senjata. "Saya kenal para jenderal itu bukan model begitu," katanya. "Saya tidak percaya." Teks asli Supersemar, kata Moerdiono, berjumlah dua lembar. Satu poin dalam surat itu berisi perintah kepada Soeharto mengendalikan kondisi yang dinilai sudah kacau. Surat itu menjadi satu lembar, katanya, atas dasar kepraktisan. Perkembangan teknologi fotokopi, katanya, memudahkan orang mengkopi surat dan tanda tangan Soekarno dalam satu lembar. "Seingat saya aslinya dua lembar," tuturnya.Berdasarkan Supersemar itu, kata dia, Soerhato juga tak diwajibkan melaporkan segala sesuatu setelah keadaan terkendali. "Bunyinya begitu, kalau Pak Harto melaporkan seperti itu, ya..seperti TNI melaporkan tugasnya," ujarnya. Moerdiono meyakini teks Supersemar ada, bukan rekaan. Soal naskah yang hilang, Ia menilai wajar sehingga belum diketemukan, seperti teks proklamasi yang helang dan baru kembali disimpan negara setelah bertahun-tahun. Ia mengatakan tak menemui hasil saat menjadi menteri mencoba mencari naskah surat perintah itu. Sejarawan Asvi Warman Adam mempertanyakan keberadaan naskah tersebut, dan pelaksanaan atas naskah yang beredar. "Dari perbedaan naskah itu, isinya itu apakah dilaksanakan atau tidak, dilaporkan atau tidak ke Presiden Soekarno," ujar peneliti di LIPI itu. Menurut Asvi naskah Supersemar yang beredar tersebut mempunyai beberapa perbedaan dalam kata-kata, letak lambang garuda dan tanda tangan, kop surat. " Yang satu kop surat presiden di cetak nah yang satu lagi diketik," ujarnya mencontohkan. Asvi juga mempertanyakan rekonstruksi dan diorama soal lahirnya Supersemar karena dinilai cukup penting melihat keterlibatan Soeharto. Dalam pembuatan diorama tersebut terjadi perdebatan dan Soeharto digambarkan pasif tidak merebut kekuasan dari tangan Soekarno.dian yuliastuti

Berita terkait

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

1 menit lalu

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

5 menit lalu

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

Beroperasinya 48 perjalanan harian Whoosh didasarkan pada hasil evaluasi periode sebelumnya yang menunjukan kebutuhan penambahan perjalanan reguler.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

7 menit lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

17 menit lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

25 menit lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Lagu Seven Jungkook BTS

30 menit lalu

Pencapaian Lagu Seven Jungkook BTS

Lagu Seven dari Jungkook BTS menduduki peringkat teratas dalam daftar The Hottest Hits Outside the US yang dirilis oleh Billboard, pekan ini

Baca Selengkapnya

Komang Ayu Cahya Dewi Menang, Indonesia Melangkah ke Final Piala Uber 2024

36 menit lalu

Komang Ayu Cahya Dewi Menang, Indonesia Melangkah ke Final Piala Uber 2024

Komang Ayu Cahya Dewi memetik kemenangan atas wakil Korea, Kim Min Sun, dalam laga penentuan babak semifinal Piala Uber 2024. Berikut rekapnya.

Baca Selengkapnya

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

44 menit lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

48 menit lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

50 menit lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya