Pengamatan Wilayah Indonesia Timur Belum Optimal

Reporter

Editor

Senin, 19 Februari 2007 22:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Herman Prayitno mengakui kekuatan TNI Angkatan Udara belum mampu maksimal memantau wilayah Indonesia khususnya di Wilayah Indonesia Timur. Hal itu disebabkan minimnya radar perbatasan udara yang dimiliki TNI Angkatan udara."Untuk wilayah Indonesia Timur belum tercakup seluruhnya sesuai dengan rencana strategi," ujar Herman dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Pertahanan DPR.Menurut Herman, dengan alasan belum optimalnya pengamatan wilayah tersebut maka TNI Angkatan Udara berencana menambah tiga unit radar pertahanan udara. Radar ini akan ditempatkan di Merauke, Timika dan Pulau Saumlaki di Maluku Tenggara. Tiga radriitu nantinya akan menambah kekuatan saat ini, yang baru mencapai 17 unit radar, dengan kesiapan rata-rata 15 unit.Belum optimalnya pengamatan ini memungkinkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran atau ancaman wilayah udara di daerah tersebut. TNI Angkatan Udara memperkirakan tiga macam ancaman wilayah udara pada tahun ini, yakni pelanggaran wilayah pesawat muliter di sepanjang jalur alur laut kepulauan Indonesia, Selatan Malaka dan perbatasan wilayah udara yurisdiksi, serta penerbangan gelap oleh pesawat asing dan aktivitas penerbangan oleh pesawat asing dalam rangka mata-mata dan pemetaan di atas wilayah konflik.Sedangkan untuk wilayah Indonesia Barat, menurut juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Daryatmo, relatif cukup terjaga meski juga tidak optimal. Hal itu terjadi karena radar tidak sepenuhnya dioperasikan. "Tidak operasi 24 jam penuh. Itu juga terkait biaya operasional," ujar Daryatmo.Untuk mengantisipasi ancaman yang ada, TNI Angkatan Udara berusaha menggelar kekuatan udara di daerah perbatasan dan rawan konflik. Antara lain dengan operasi berasama dengan Malaysia dan Singapura (operasi Eyes in the sky), operasi pertahanan udara, operasi pengamatan dan pengintaian seluruh wilayah yurisdiksi nasional Indonesia hingga Zona Ekonomi Eksklusif. Dian Yuliastuti

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya