Penyelundup Asal Mesir Ditahan Keimigrasian Indonesia

Reporter

Editor

Senin, 25 Agustus 2003 10:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Warga Mesir yang menyelundupkan ratusan warga Irak pencari suaka ke Australia, Rabu (1/1) dinihari ditahan pihak Imigrasi Indonesia setelah sebelumnya dibebaskan oleh aparat kepolisian Jakarta. Mootaz Attia Mohammad Hasan, sang penyelundup, telah dikenai hukuman enam bulan kurungan oleh Pengadilan negeri Jakarta Selatan karena penyalahgunaan visa. Selanjutnya, Abu Quassey - begitu ia kerap dipanggil - akan ditahan di pusat tahanan imigrasi sampai tiba waktunya dideportasi ke Mesir. Tepat pukul 02.00 WIB, sebuah van biru membawa Quassey keluar dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) Cipinang. Ia dijaga oleh beberapa petugas berseragam imigrasi Indonesia. Supomo, penjaga pintu penjara, memberikan konfirmasi kepada kantor berita AFP bahwa keimigrasian akan menahan sementara Quassey. Quassey ditangkap oleh aparat Australia dengan tuduhan mengorganisir 350 warga Irak yang akan meminta suaka ke Australia pada Oktober 2001. Malangnya, para pengungsi malah tewas di tengah laut Timor, perbatasan Australia Indonesia karena kapal yang ditumpangi melebihi kapasitas. Sementara Indonesia tak memiliki dasar untuk menghukum Quassey karena tak ada perundang-undangan yang mengatur tentang penyeludupan manusia. Karenanya, Quassey hanya dikenai hukuman penyalahgunaan visa. Untuk tuduhan penyelundupan, Quassey membenarkannya pada sebuah wawancara dengan sebuah media di Indonesia. Di lain pihak, Australia telah menyatakan kesediannya untuk memperbantukan pihak interpolnya untuk memburu Quassey jika ia melarikan diri saat pemindahan dirinya dari Cipinang ke tahanan keimigrasian. Sebelumnya, M. Zailani, Kepala Sub Direktorat Penindakan dan Pengawasan Keimigrasian, kepada Tempo News Room, melalui telepon, Selasa (31/12) siang, menyatakan, pemerintah Indonesia tidak bisa mendeportasi warga negara asing yang selesai menjalani masa tahanan di Indonesia ke negara lain kecuali ke negara asalnya.Dia akan dideportasi ke negaranya (Mesir), kata Zailani. Menurut Zailani, utusan kedutaan Mesir telah datang untuk menjenguknya di LP Cipinang, Senin (30/12). Mereka berbincang soal lebaran Quassey selama di tahanan, kata Ngusman, Kalapas Cipinang. Menurut Zailani, setelah dikarantina, pihak imigrasi akan menghubungi kedutaan Mesir berkaitan dengan paspor dan tiket pesawat Quassey. (Masa tunggu deportasi) ya sekitar 2-3 hari, kata dia. Seorang staf Kedutaan Besar Mesir untuk Jakarta juga menegaskan bahwa Quassey dipastikan akan pulang pada Sabtu (4/1) depan. Kepada kantor berita AFP, Kepala Polisi Federal Australia Mick Keelty mengatakan pihaknya akan berupaya mengekstradisi Quassey ke negaranya untuk kasus penyelundupan manusia. Sebelumnya, Australia telah empat kali gagal mengekstradisi Quassey. (Budi Riza/Sri Wahyuni/AFPTempo News Room)

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

7 menit lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

11 menit lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

13 menit lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

21 menit lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

23 menit lalu

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya

Baca Selengkapnya

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

36 menit lalu

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

Polisi menangkap seorang pemuda berinisial J, 31 tahun, karena diduga mencuri ratusan celana dalam wanita dari berbagai indekos

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

37 menit lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

40 menit lalu

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) .

Baca Selengkapnya

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

41 menit lalu

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

Tak sedikit peserta UTBK di UNJ yang ditemani oleh orang tuanya.

Baca Selengkapnya