Kasus Obat PCC, KPAI Minta Orang Tua dan Guru Lebih Sensitif

Reporter

Editor

Minggu, 17 September 2017 15:19 WIB

Komisioner Komisi Pendidikan Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengunjungi SDN Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, Jakarta Barat, Jumat pagi, 15 September 2017. MARIA FRANSISCA

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah segera melakukan sosialisasi terkait penggunaan obat-obatan yang dilarang dikonsumsi. Desakan ini disampaikan menyusul beberapa waktu lalu terjadi kasus penyalahgunaan obat jenis paracetamol caffeine carisoprodol (PCC) oleh anak dan remaja di Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Kami berharap Kemendikbud dengan dinas-dinas pendidikan segera memberikan pengarahan kepada anak-anak sekolah seluruh Indonesia," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti di Senayan, Jakarta, Ahad, 17 September 2017.

Baca : Korban Obat PCC di Kendari Diperkirakan Capai 100 Orang

Retno juga menyarankan pemerintah untuk mengajak instansi lain dalam melakukan sosialisasi tersebut. Pemerintah pun harus menyediakan anggaran khusus untuk itu. "Kampanye penyadaran iklan tentang cerdas menggunakan obat dan warning untuk tidak melakukan penyalahgunaan obat karena dampaknya buruk," ujarnya.

Akibat penggunaan obat-obatan PCC secara sembarangan, puluhan remaja di Kendari mengalami gangguan kejiwaan. Mereka harus dilarikan ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan. Bahkan ada satu orang siswa kelas 6 SD yang meregang nyawa.

Baca : 29 Ribu Obat PCC Ditemukan di Makassar

Menurut Retno, anak-anak menggunakan obat-obatan untuk mendapatkan efek samping dari obat itu. Celakanya, anak-anak itu mulai melakukan eksperimen dengan mencampur obat-obatan tersebut sehingga menimbulkan efek lebih parah. "Itu dampaknya menjadi anak itu agresif luar biasa sehingga memang mengamuk dan memukul," kata dia.

Karena itu, selain peran pemerintah, Retno pun mendorong peningkatan peran pengawasan dari orang tua dan guru di sekolah berkaitan dengan peredaran obat PCC. Orang tua harus memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan perilaku anak. Pun para guru di sekolah harus menaruh perhatian pada perubahan anak didiknya. "Kalau guru melihat perubahan maka dia harus segera berkomunikasi dengan orang tua. Itu yang KPAI harapkan agar bisa mencegah," ujarnya.

SYAFIUL HADI

Berita terkait

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

25 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

48 hari lalu

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

49 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

54 hari lalu

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

54 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

56 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

57 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

1 Maret 2024

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

Kasus dugaan penganiayaan santri di sebuah pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, menuai reaksi dari Kemenag, KPAI, dan PPPA. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

29 Februari 2024

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

KPAI akan melakukan pengawasan ke Kediri bersama tim untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

28 Februari 2024

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

KPAI mengeluh dan gerap atas sikap Kapolres Tangsel yang tak bisa ditemui soal penanganan kasus bullying di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya