Polisi Belum Juga Rilis Sketsa Kedua Penyerang Novel Baswedan  

Reporter

Jumat, 8 September 2017 19:51 WIB

Sketsa wajah terduga penyerang Novel Baswedan versi Kapolri (kiri) dan Koran Tempo. Foto: Biro Pers Istana Kepresidenan (kiri); TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan alasan sketsa kedua wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, belum dirilis.



"Sejauh ini terkendalanya saksi," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat 8 September 2017.



Argo menjelaskan, polisi biasanya membuat sketsa wajah dan meng-crosscheck kembali ke saksi. Namun, untuk sketsa kedua ini, polisi kesulitan untuk menemui saksi tersebut.


Advertising
Advertising


"Saksi belum bisa ditemui," ujarnya.



Argo tak menjelaskan lebih lanjut mengenai saksi yang dimaksud. Dia hanya menyampaikan bahwa perkembangan kasus penyerangan Novel hingga kini masih berjalan dan tetap dievaluasi.



Perkembangan terakhirnya, dia menyebutkan, polisi sudah memeriksa saksi yang pertama kali menemukan cangkir untuk menyiram air keras ke wajah Novel.



"Berkaitan dengan barang bukti mug (cangkir) kan yang sudah kami periksa saksinya yang ambil pertama siapa, kami periksa dari Inafis juga kami periksa," kata Argo.



Novel Baswedan disiram air keras saat perjalanan pulang ke rumah seusai salat Subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April 2017. Pelaku diduga lebih dari satu, dan saat kejadian mereka menggunakan sepeda motor.



Polisi sempat memeriksa tiga orang yang diduga sebagai pelaku berdasarkan foto dan keterangan tetangga. Mereka diperiksa karena dicurigai pernah mengintai rumah Novel. Namun mereka dibebaskan karena dianggap memiliki alibi yang kuat.



Adapun sketsa wajah yang diduga pelaku penyerangan Novel pertama kali dirilis Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, pada 31 Juli 2017. Sketsa yang dirilis Kapolri adalah seseorang yang diduga sebagai penyerang Novel, yang mengendarai motor.



Menurut Tito Karnavian, saksi melihat ada sosok orang yang mencurigakan sebelum penyerangan terjadi. Sosok tersebut berdiri tidak jauh dari masjid tempat Novel salat subuh.



Rilis yang disampaikan Tito dilakukan setelah dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Presiden pada 31 Juli 2017. Kapolri mengatakan, Presiden meminta agar kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan bisa segera dituntaskan.



Banyak pihak menyayangkan lambatnya penanganan kasus yang terjadi hampir lima bulan lalu itu. Mereka mengusulkan Presiden Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk mengungkap kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan.



FRISKI RIANA

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

5 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

7 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

7 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

19 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

50 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

50 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

51 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

51 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

52 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

53 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya