Bergabungnya Yogya dengan NKRI Diperingati di Pendapa Gamelan

Reporter

Rabu, 6 September 2017 03:57 WIB

Sri Sultan Hamengku Buwono X berbincang dengan sejumlah tamu undangan usai acara peresmian patung Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Bangsal Kesatrian, Komplek Keraton Yogyakarta, 9 Februari 2016. Sebelumnya, patung setinggi dua meter ini berada di rumah warga Jalan Batikan No.665, Kelurahan Wirogunan, Yogyakarta dengan kondisi kurang terawat. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah tokoh hadir dalam peringatan bergabungnya Yogyakarta dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang digelar di situs bangunan sejarah Pendapa Gamelan, Kelurahan Panembahan Kecamatan Keraton Yogyakarta, Selasa petang 5 September 2017.


Mereka antara lain mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, putri sulung Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, dan pelukis kenamaan asal Yogya Nasirun.


Mahfud MD menuturkan peristiwa bergabungnya Yogya dengan NKRI atau yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945 menjadi bagian mozaik penting dalam sejarah terbentuknya NKRI.


"Karena saat itu Yogya sebenarnya sangat bisa menjadi negara sendiri, dan Belanda bersedia membantu membesarkan Yogya sebagai negara," ujar Mahfud. Namun Raja Keraton saat itu Sri Sultan HB IX dan Raja Kadipaten Puro Pakualam Sri Paduka Pakualam VIII menolak tawaran dari Belanda.


Kedua pemimpin itu justru bersama-sama mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Amanat 5 September 1945 yang menyatakan bahwa Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman menjadi bagian dari Republik Indonesia. Yogya pun akhirnya menjadi wilayah pertama yang bergabung menjadi bagian NKRI yang kemudian disusul wilayah lainnya.


Advertising
Advertising

"Mau bergabungnya Yogya sebagai bagian NKRI saat itu menjadi hal yang luar biasa," ujar Mahfud.


Bergabungnya dua entitas kerajaan di Yogya yang jauh sebelumnya telah memiliki kedaulatan politik dan keberadaannya diakui dunia internasional itu dinilai berdampak sangat penting bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru saja diproklamirkan.


Sehingga atas dasar amanat 5 September 1945 itu Presiden Sukarno mengeluarkan Piagam Kedudukan yang berisikan pengakuan Negara atas hak _privelege_ atau status keistimewaan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.


Dalam peringatan itu pelukis Nasirun menyerahkan sebuah lukisan yang dibuatnya spontan saat acara itu berlangsung kepada putri sulung Sultan HB X, GKR Mangkubumi. Lukisan Nasirun itu seperti terbagi dua bidang.


Bagian atas berupa potongan mirip plakat berisa barisan kalimat Amanat 5 September 1945. Di bawah plakat itu, leleran cat merah seperti darah bercampur leleran warna putih mengalir deras tak beraturan.


Penggagas acara itu, Widihasta Wasana Putra mengatakan peringatan 5 September 1945 sengaja digelar di Pendapa Gamelan karena bangunan cagar budaya itu memiliki nilai sejarah pada masa kemerdekaan Indonesia.


Pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945 - 1949, Pendapa Gamelan itu sempat digunakan untuk warung makan Sate "Puas" sebagai kedok markas atau tempat berkumpul para pejuang gerilyawan. Sultan HB IX pun terekam pernah menyambangi pendapa yang letaknya di timur Keraton Yogya itu.


PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

14 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

15 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

24 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

45 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

45 hari lalu

Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

Berisi tentang pesan-pesan nasionalisme, 1 CM menjadi film dengan alur cerita yang fresh, dan diperankan 32 anak-anak dari Medan, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

46 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam

Baca Selengkapnya

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

11 Februari 2024

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.

Baca Selengkapnya