Wali Kota se-Asia Pasifik: Peringatan Bergambar Rokok 90 Persen

Reporter

Selasa, 5 September 2017 14:14 WIB

Ilustrasi larangan merokok/kampanye anti rokok. Getty Images/ChinaFotoPress

TEMPO.CO, Singapura - Para wali kota yang tergabung di Asia Pasific Cities Alliance for Tobacco Control (AP-CAT) menyepakati akan mendorong pemerintah mereka untuk meluaskan peringatan bergambar (peringatan kesehatan bergambar) pada kemasan rokok sampai 90 persen. “Peringatan bergambar yang ada saat ini tak cukup mengurangi konsumsi rokok,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam penutupan AP-CAT di Singapura, Selasa, 5 September 2017.


Luas peringatan kesehatan bergambar (Pictorial Health Warning) pada bungkus rokok tergantung kebijakan di tiap negara. Di Indonesia, peringatan bergambar ini hanya 40 persen. Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta tiap negara mencantumkan peringatan bergambar untuk menekan jumlah perokok di dunia. Peringatan bergambar ini memuat gambar yang memuat foto penyakit akibat merokok.


Selain menyepakati langkah mendorong pemerintah pusat untuk memperluas peringatan bergambar pada bungkus rokok, 21 wali kota se-Asia Pasifik itu juga akan meminta pemerintah pusat di negara mereka untuk menaikkan cukai rokok, harga rokok, alkohol, dan produk lainnya yang berbahaya. “Kami juga setuju untuk memperluas Kawasan Tanpa Rokok di ruang publik, termasuk hotel, restoran, dan transportasi umum sebesar 95 persen,” kata Bima, salah satu dari dua pemimpin AP-CAT.


Pemimpin AP-CAT lainnya, Francis Anthony S. Garcia menambahkan, para wali kota juga sepakat untuk melarang secara menyeluruh semua iklan, sponsor, dan promosi rokok. “Kami juga akan menginisiasi tahun kelahiran program Tobacco Free Generation sebagai upaya pencegahan konsumsi tembakau,” ucap Wali Kota Balanga, Filipina ini menambahkan.


Baca: Polri Ungkap Kendala Usut Kasus Saracen


Advertising
Advertising

Para wali kota juga sepakat untuk menerapkan program pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM). “Untuk memastikan semua program ini berjalan kami akan bertemu setiap tahun untuk berbagi pengalaman dan mengevaluasi program ini berjalan dan anggotanya makin bertambah,” kata Garcia. Saat ini, AP-CAT beranggotakan 21 kota di sepuluh negara.


Garcia memastikan, upaya pengendalian tembakau dengan membuat program kawasan tanpa rokok ini tetap akan berjalan meski para wali kotanya yang saat ini tergabung di AP-CAT lengser dari jabatan mereka. “Kami membuat regulasi yang memberikan pendidikan kepada para penerus kami untuk meneruskan kebijakan bagus ini.”


Baca: Jokowi Diminta Mencegah WNI yang Ingin Jadi Milisi di Myanmar


Pertemuan AP-CAT hari kedua hari ini didatangi oleh Menteri Kesehatan, Komunikasi, dan Informasi Singapura, Chee Hong Tat. Dalam pidatonya, Chee menyatakan pemerintah Singapura serius menangani masalah pengendalian tembakau. "Kami ingin mewujudkan Singapura sebagai smoke free country di antara negara-negara di seluruh dunia," ujarnya.


Ia mengaku senang digelarnya konferensi ini di Singapura. "Kami bisa belajar pengalaman dari para wali kota di Asia Pasifik ini untuk menekan konsumsi tembakau," ucapnya.


Berdirinya AP-CAT atas inisiasi Kementerian Kesehatan Indonesia dan The Union pada November tahun lalu. The Union adalah organisasi non profit yang berdiri pada 1920 yang membantu program-program WHO dalam pengendalian tembakau. Organisasi ini bekerja sama dengan para pemimpin lokal di seluruh dunia untuk mengendalikan konsumsi tembakau.


ISTIQOMATUL HAYATI (Singapura)

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya