Polri Ungkap Kendala Usut Kasus Saracen: Penyidik Hanya 3 Orang  

Reporter

Selasa, 5 September 2017 13:07 WIB

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris BesarMartinusSitompul (dua dari kiri) melakukan pertemuan dengan Forum Masyarakat Anti Kesesatan Informasi (MAKI) di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, 5 September 2017. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan jumlah penyidik yang menangani kasus Saracen masih kurang. Jumlah penyidik polisi yang menangani kasus tersebut tidak sebanding dengan data dan informasi yang harus diperiksa.

"Penyidik yang menangani hanya ada tiga orang, tapi yang diperiksa ada ratusan ribu akun," kata Martinus mengenai kasus Saracen di kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Selasa, 5 September 2017. "Sebenarnya kami sudah meminta tambahan bantuan, mungkin akan ada tambahan bantuan lima penyidik."

Baca juga: Polisi Pastikan Akan Pidanakan Pengguna Jasa Saracen

Divisi Humas Polri hari ini menerima kedatangan Forum Masyarakat Anti Kesesatan Informasi (MAKI). Pertemuan ini dilakukan untuk membicarakan perkembangan penyelidikan oleh pihak kepolisian dalam kasus Saracen.

Kepolisian sudah menangkap empat orang terkait dengan kasus ini, di antaranya Jasriadi, Sri Rahayu Ningsih, dan Muhammad Faizal Tannong. Terakhir adalah Muhammad Abdullah Harsono, ditangkap pada 30 Agustus 2017, seorang warga Pekanbaru yang diduga juga terkait dengan Saracen. Polisi juga masih mendalami keterlibatan dua orang lainnya, yaitu Ropi Yatsman dan Rizal Kobar.

Martinus mengatakan jumlah penyidik yang awalnya ditugaskan memang hanya tiga orang. "Tapi kemudian ternyata data yang harus diperiksa semakin bertambah."

Ia juga mengatakan pengungkapan orang-orang yang terlibat dalam Saracen cukup sulit dibongkar. "Tapi bukan tidak bisa diungkap," ujarnya.

Para penyidik, menurut Martinus, harus mengekstrasi data yang kapasitasnya mencapai 93 gigabita. Ekstraksi data ini dilakukan dengan mengategorikan dan memverifikasi data yang ada. "Jumlahnya sangat banyak, termasuk untuk nomor handphone. Jasriadi saja punya hampir 50 SIM card, Harsono punya 70 SIM card," kata Martinus.

Anggota Forum MAKI, Mandela, berharap pihak penegak hukum seperti Polri tidak ketinggalan dalam hal teknologi untuk mengusut kasus-kasus seperti Saracen. "Karena akan sangat bahaya ketika kepolisian tidak bisa mengungkapkan dengan jelas kasus ujaran kebencian ini," tuturnya.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

12 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

13 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

19 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya