Isu Raja Perempuan, Adik Sultan HB X Tetap Pimpin Grebeg Besar

Reporter

Sabtu, 2 September 2017 14:50 WIB

110 Bregada Narakarya bertugas memikul 7 Gunungan Garebeg yang akan diperebutkan oleh warga menuju Masjid Gedhe Kauman dan Pura Pakualaman, Yogyakarta, 2 September 2017. Gunungan Gerebeg ini dipercaya membawa berkah bagi Abdi Dalem dan masyarakat Yogyakarta. TEMPO/Yovita Amalia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Putusan Mahkamah Konstitusi yang membuka peluang Raja Keraton Yogyakarta dari kalangan perempuan kembali memicu polemik di kalangan internal keraton. Namun polemik putusan MK itu tak mempengaruhi pelaksanaan tradisi Grebeg Besar yang dilakukan Sabtu 2 September 2017.

Grebeg besar sebagai tradisi menyambut Idul Adha merupakan tradisi dengan mengarak tujuh gunungan hasil bumi dari komplek Keraton untuk diberikan ke sejumlah tujuan sebagai wujud syukur.

Baca juga: Putusan MK Buka Peluang Yogyakarta Dipimpin Perempuan

Berdasarkan pantauan Tempo, adik Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo Yudhaningrat, tetap menjalankan tugasnya memimpin pelaksanaan Grebeg seperti tahun tahun-tahun sebelumnya.

Padahal, Gusti Yudha, selama ini termasuk keluarga keraton yang paling keras menentang wacana raja perempuan termasuk hasil putusan MK itu. "Memimpin Grebeg sudah kewajiban saya seperti amanat Sri Sultan HB IX," ujar Yudha saat ditanya Tempo usai acara.

Baca juga: Perempuan Bisa Jadi Raja di Yogya, Adik Sultan: Akan Picu Konflik

Yudha menuturkan, ayahandanya Sultan HB IX- yang juga ayah Sultan HB X, semasa hidup memberinya tugas sebagai Manggala Yudha Prajurit atau semacam panglima tentara-nya keraton. Dan itu masih berlaku sampai sekarang meski pergantian tahta beralih ke Sultan HB X.

Selain menjabat sebagai pimpinan prajurit keraton, Gusti Yudho juga menjabat sebagai pimpinan bidang kesenian keraton. Yudhaningrat menyatakan posisinya sebagai panglima keraton pun tergantung kehendak raja yang berkuasa. "Kalau Sultan sekarang atau berikutnya tak menghendaki ya saya bisa diganti, tradisi Grebeg pun tergantung Sultan bertakhta," ujarnya.

Baca juga: Sultan HB X Mendadak Batal Salat Idul Adha di Alun-alun Utara

Sementara itu, pada acara Grebeg Besar itu berlangsung meriah sejak arak-arakan gunungan dikeluarkan dari komplek Keraton ke sejumlah titik. Ribuan warga memadati tempat gunungan akan diletakkan seperti di Masjid Kauman, Komplek Kantor Gubernur Kepatihan, dan Puro Pakualaman.

Empat ekor gajah keraton turut mengawal gunungan saat keluar dari komplek keraton. Saat gunungan diletakkan, warga pun langsung berebut hasil bumi karena percaya hal itu akan mendatangkan berkah keselamatan.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

11 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

19 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

20 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

22 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

31 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

45 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

51 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

51 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

52 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya