Ketua umum ICMI, Jimly Asshidddiqie, memberikan keterangan kepada awak media, di kantor Ikatan Cendiakawan Muslim Indonesia, Jakarta, 9 Agustus 2017. ICMI meminta masyarakat tak berpandangan negatif terhadap langkah pemerintah menerbitkan Perppu Ormas. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menjadi khatib dalam salat Idul Adha di Masjid Al-Azhar. Dalam khotbah Idul Adha di Lapangan Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jumat, 1 September 2017, Jimly mengajak umat Islam menguasai bidang perekonomian secara seimbang.
"Pembangunan bangsa Indonesia tidak boleh lagi hanya mengandalkan kuantitas, tapi juga kualitas, baik kualitas sumber daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kualitas iman dan takwa, maupun kualitas penguasaan di bidang sumber ekonomi secara seimbang," katanya.
Menurut Jimly, jumlah umat Islam di negeri ini 87 persen dari 250 juta jiwa dan menempatkan Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Namun bidang perekonomian justru dikuasai minoritas.
"Dari daftar 100 orang terkaya di Indonesia, yang beragama Islam hanya sekitar 20 persen," ujarnya.
Karena itu, semua masjid di seluruh Indonesia jangan melupakan dakwah di bidang ekonomi karena sangat mulia dan mampu menggerakkan perekonomian umat. Jimly merasa kesadaran muslim menyadari pentingnya berjuang di dunia usaha sangat rendah, termasuk para tokoh-tokoh pemuka agama.
"Padahal kegiatan usaha merupakan bagian dari aktivitas hidup. Jangan dianggap enteng atau bahkan dilupakan umat," ucapnya. " Saatnya masjid memberikan dakwah lebih banyak di bidang ekonomi dan bisnis."
Jimly mengakui, saat ini, dakwah di bidang politik lebih menggugah. Sehingga dakwah di bidang ekonomi cenderung ditinggalkan dan diganti menjadi gerakan partai politik. Ini terlihat dari pilihan para pengusaha besar yang memutuskan untuk terjun berpolitik sambil terus mempertahankan bisnis.
Jimly mengatakan sejarah membuktikan dunia usaha sangat penting bagi umat Islam. Sebab, peradaban Islam di seluruh dunia berkembang karena peranan dunia usaha.
Para pedagang Arablah yang pertama kali menyebarkan Islam ke seluruh dunia dengan dukungan pedagang Persia kepada pedagang bangsa Swahili, Afrika hitam, yang menjadikan Afrika sebagai benua Islam sampai Spanyol.
"Para pedagang Arab dan Gujarat India berhasil mengukuhkan Islam di Asia Tengah hingga para pedagang Turki menerobos sampai ke kawasan Eropa Timur," tuturnya.
Bahkan Islam berkembang di masa Rasulullah juga karena peranan Siti Khadijah bersama Nabi, yang merupakan keluarga pedagang.
"Keluarga Nabi bersama Siti Khadijah inilah yang harus dicontoh, yaitu berdakwah melalui kegiatan bisnis," ujar Jimly Asshiddiqie.