Pengiat Lingkungan Prihatin Aksi Buang Popok di Kali Brantas

Reporter

Rabu, 30 Agustus 2017 19:44 WIB

Sejumlah aktivis peduli lingkungan dari Ecoton yang menamakan diri Brigade Evakuasi Popok (Brigade Kuapok) melakukan aksi teatrikal di depan kantor Pemkot Mojokerto, Jawa Timur, 28 Agustus 2017. Mereka menyerukan bahaya limbah popok bayi yang dibuang di sungai. Foto: ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Malang--Aktivis pecinta lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) berunjuk rasa dan mendeklarasikan revolusi popok di depan Balai Kota Malang, Rabu, 30 Agustus 2017. Ecoton prihatin terhadap perilaku masyarakat yang asal membuang popok bekas di sepanjang Sungai Brantas selama 15 tahun terakhir.

Ecoton meminta pemerintah mengeluarkan regulasi atas persoalan menumpuknya popok di sungai. "Perlu peraturan gubernur untuk koordinasi lintas wilayah. Sungai Brantas melintasi 15 kota dan kabupaten di Jawa Timur," kata Ketua Ecoton Prigi Arisandi.

Menurut dia pencemaran limbah popok terjadi sejak dari kawasan hulu Brantas. Dua titik yang sering digunakan warga membuang popok dan sampah ke sungai ialah Jembatan Sisir di Kota Batu dan Jembatan Muharto di Kota Malang. Popok yang dibuang umumnya baru sekali pakai. Padahal, sekitar 70 persen bahannya mengandung plastik yang tak bisa didaur ulang. "Menimbulkan pencemaran berat. Menimbulkan senyawa estrogenic yang mempengaruhi pertumbuhan ikan," tutur dia.

Baca: Popok Bayi Bikin Ikan Mandul, Ecoton Minta Pemkot Surabaya Peduli

Prigi menuturkan berdasarkan penelitian, sekitar 20 persen ikan mengalami intersex atau berkelamin ganda. Kondisi itu menyebabkan berkurangnya populasi ikan endemik Sungai Brantas, seperti ikan rengkik, wader, dan bloso. Sungai Brantas sendiri, kata dia, menjadi habitat 25 jenis ikan.

Selama tiga bulan melakukan penyusuran sungai di Surabaya, Ecoton mengumpulkan popok 7,5 ton. "Di Malang (terkumpul) sekitar 3 kwintal limbah popok. Popok dibuang melalui Jembatan Jodipan, Muharto dan Sulfat," katanya.

Koordinator Brigade Evakuasi Popok (BEP) Ecoton Azis mengatakan selama 15 tahun terjadi perubahan gaya hidup. Banyak orang tua yang beralih dari popok kain menggunakan popok plastik sekali pakai. "Demi kepraktisan. Termasuk pembalut," ujarnya.

Simak: Aktivis Lingkungan di Mojokerto Bersih-Bersih Popok Bayi Beracun

Ecoton melihat perilaku masyarakat di sepanjang Sungai Brantas membuang sampah popok di jembatan. Di Jembatan Muharto, sekitar 85 persen popok menumpuk di kaki jembatan. Mengacu Undang-undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 popok bayi bekas masuk kategori residu sampah.

Popok tak bisa didaur ulang sehingga penanganannya harus dilakukan melalui metode sanitary landfill di tempat pembuangan akhir. Selama ini, ujar Azis, tak ada aturan khusus untuk menangani sampah popok, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku pembuang popok ke sungai.

Karena itu Ecoton mendesak produsen popok agar mencantumkan larangan membuang popok bekas ke sungai. Produsen juga didesak menyediakan sarana pembuangan popok atau drop box untuk selanjutnya dibawa ke pembuangan akhir.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

19 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi

Baca Selengkapnya

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

32 hari lalu

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

Sejumlah aktivis lingkungan diduga dipidana karena aksi mereka.

Baca Selengkapnya

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

34 hari lalu

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?

Baca Selengkapnya

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

34 hari lalu

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya

Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

27 Februari 2024

Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Jawa Timur, akan mengirim 18 siswa mengikuti Istanbul Youth Summit (IYS) 2024.

Baca Selengkapnya

Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

14 Februari 2024

Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

Sejumlah TPS di Kota Malang kekurangan surat suara untuk Pilpres 2024. Proses pemungutan suara pun dihentikan.

Baca Selengkapnya

Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

1 Februari 2024

Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

Jawa Timur memang jagonya dalam pengembangan desa wisata, berikut 5 desa wisata yang wajib Anda cantumkan dalam daftar perjalanan Anda.

Baca Selengkapnya

KTT AIS akan Berlangsung di Bali, Bahas Perubahan Iklim hingga Ekonomi Biru

8 Oktober 2023

KTT AIS akan Berlangsung di Bali, Bahas Perubahan Iklim hingga Ekonomi Biru

Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States atau KTT AIS Forum 2023 akan diselenggarakan di Bali pada 10-11 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Pemkot Bakal Andalkan Kalimalang untuk Air PAM

17 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Pemkot Bakal Andalkan Kalimalang untuk Air PAM

Pemerintah Kota Bekasi mengucurkan dana Rp45 miliar untuk mengatasi air olahan Perumda Tirta Patriot yang kerap terganggu karena pencemaran

Baca Selengkapnya

7 Tempat Wisata Di Malang yang Murah Meriah dan Seru untuk Dikunjungi

28 Agustus 2023

7 Tempat Wisata Di Malang yang Murah Meriah dan Seru untuk Dikunjungi

Berikut ini tempat wisata di Malang yang murah dan menarik untuk dikunjungi

Baca Selengkapnya