Mengapa Hoax dan Saracen Cepat Menyebar di Indonesia

Reporter

Senin, 28 Agustus 2017 09:24 WIB

Informasi hoax yang beredar lewat pesan berantai. facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta -- Kasus Saracen, dan penyebaran ujaran kebencian bahkan juga berita hoax menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mudah menerima informasi yang beredar. Menurut Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), fenomena ini tak lepas dari rendahnya budaya literasi dari masyarakat Indonesia pengguna internet. Hal tersebut membuat warganet mudah menerima informasi yang beredar tanpa mengkonfirmasinya lebih dulu.

"Dari dulu bangsa kita tidak banyak yang punya budaya literasi," kata Ketua Mafindo Septiaji Eko Nugroho kepada Tempo, Minggu 27 Agustus 2017. Dalam survei World's Most Literate Nations, yang disusun oleh Central Connecticut State University tahun 2016, peringkat literasi Indonesia berada di posisi kedua terbawah dari 61 negara.

BACA: Kasus Saracen dan Serangan ke Jokowi Menjelang Pemilu 2019

Menurut Septiaji, hal tersebut menunjukkan kebanyakan masyarakat Indonesia malas untuk membaca dan mencerna pengetahuan. "Makanya mereka jadi mudah share tanpa saring," kata Septiaji.

Akibatnya, informasi yang belum tentu benar itu membuat ujaran kebencian mudah menyebar di sosial media. Dalam situasi seperti itu, banyak pihak memanfaatkan situasi untuk kepentingan tertentu. Salah satunya bermotif ekonomi, atau memicu hal lainnya seperti kasus terungkapnya sindikat jasa penyedia ujaran kebencian bernama Saracen oleh Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.

"Kita melihat adanya dugaan simbiosis transaksional antara aktor intelektual yang mendanai penyebaran berita hoax dengan jaringan penyebar hoax yang didanainya," kata Septiaji.

BACA: Jokowi Minta Saracen Diusut Tuntas hingga Pemesan

Kepolisian menyatakan bahwa sindikat ini menerima bayaran mulai Rp 75 juta hingga Rp 100 juta untuk membuat konten negatif dan menyebarkannya di media sosial yang masuk jaringannya. Ada pihak tertentu yang bisa memesan konten negatif berdasarkan kepentingannya.

Septiaji mengingatkan perlunya edukasi literasi digital karena menjadi dasar pengetahuan bagi warganet berkomunikasi di dunia daring. "Edukasi literasi digital perlu dilakukan masif agar tahu pentingnya bermedsos dengan baik," ujarnya.

Upaya edukasi ini juga tengah digencarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi. Bekerjasama dengan sejumlah pegiat dan komunitas anti hoax, kementerian menggaungkan #BijakHadapiHoax dan #BijakBersosmed.

BACA: Saracen Punya 800 Ribu Akun Media Sosial, Berikut Aktivitasnya

Koordinator Gerakan #BijakBersosmed Enda Nasution mengungkapkan gerakan ini ingin mendorong dan menjaga penggunaan sosial media di Indonesia yang sehat, aman, cerdas dan bijak. "Ini akan jadi tempat untuk menyampaikan informasi yang positif, bertukar pikiran dan bisa menghargai perbedaan pendapat," kata dia.

Saat ini, kepolisian masih mengembangkan pengungkapan kasus ujaran kebencian Saracen. Kepala Subdirektorat 1 Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Komisaris Besar Irwan Anwar menuturkan polisi tengah mengusut siapa saja pihak-pihak yang memesan konten kebencian kepada Saracen. “Sedang kami dalami itu,” kata dia.

NINIS C | DANANG FIRMANTO | KARTIKA ANGGRAENI

Berita terkait

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

1 menit lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

1 menit lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

8 menit lalu

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak akan menjadi pertandingan kedua Skuad Garuda yang dipimpin wasit Majed Mohammed Al Shamrani.

Baca Selengkapnya

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

18 menit lalu

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

Try out alias seleksi pemain asing Asia di Liga Bola Voli Korea Selatan (V-League) sudah selesai. Megawati Hangestri masuk, Yolla dan Aulia tidak.

Baca Selengkapnya

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

19 menit lalu

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

Sutradara film Train to Busan itu juga mengatakan, besutan Joko Anwar itu memiliki format yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

19 menit lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

19 menit lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

22 menit lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

26 menit lalu

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

27 menit lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya