Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di Hotel Acasia, Kramat Raya, Jakarta Pusat, 7 Agustus 2017. TEMPO/IRSYAN HASYIM
TEMPO.CO, Bogor-Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Min tidak setuju terhadap partai politik yang jauh-jauh hari sudah menyatakan dukungannya kepada calon presiden tertentu, padahal agenda pemilu masih jauh.
"Secara pribadi saya tidak setuju jauh-jauh hari PKB mengusung Pak Jokowi sebagai presiden, meskipun PKB sejak awal mendukung Pak Jokowi," kata Muhaimin Iskandar saat menjadi pembicara dalam seminar kebinekaan di kampus Pendidikan Tinggi Nahdhatul Ulama (LPTNU) Indonesia, Kemang, Bogor, Sabtu 26 Agustus 2017.
Cak Imin tidak setuju dukung mendukung calon presiden dicetuskan mulai sekarang karena pesta demokrasi pemilihan presiden masih lama. Menurutnya, pernyataan dukungan semenjak sekarang bisa menimbulkan eskalasi politik semakin panas, "Pelaksanaan pilpres kan masih lama atau dua tahun lagi, jika dimulai sekarang dapat memicu konflik yang sangat tinggi " kata dia.
Menurutnya, dengan memanasnya eskalasi politik yang diakibatkan pelaksanaan pilpres dan pilkada serentak, banyak kalangan memainkan basis SARA. "Pertentangan berbasis SARA saat ini menghiasi bahkan memanaskan suhu politik bangsa ini" kata dia.
Cak Imin menambahkan, pelaksanaan pilkada yang akan digelar di ratusan daerah pada 2018 sengaja dilakukan secara serentak agar potensi perpecahan di masyarakat tidak terlalu banyak, "Pertempuran politik karena agenda politik, pemilihan kepala daerah (pilkada) persainganya sangat tinggi. Makanya pilkada dibuat serentak" kata dia.
Sebelumnya, Partai NasDem, Hanura, Golkar, PPP dan PKPI telah menyatakan dukungannya kepada Jokowi pada pilpres 2019. Pernyataan dukungan itu disampaikan pada forum resmi partai. Belakangan Perindo juga ikut menyatakan dukungannya kepada Jokowi.
Sekretaris LPTNU Lukmanul Khakim mengatakan Seminar Nasional Kebinekaan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengajak kembali memaknai kebhinekaan dalam arti yang sesungguhnya. Sebab, kata dia, saat ini bangsa Indonesia telah mengalami banyak serangan dari berbagai pihak yang berupaya memecah belah antarmasyarakat dan antargolongan.
"Banyak oknum yang mengatasnamakan salah satu agama, suku atau ras menyebarkan paham primordialis yang sempit. Seolah-olah golongan mereka paling baik dan paling benar," katanya.