Pemerintah Semarang Larang Sapi Pemakan Sampah Jadi Hewan Kurban

Reporter

Sabtu, 26 Agustus 2017 08:00 WIB

Sejumlah sapi ternak mencari makan di atas tumpukan sampah di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Antang, Makassar, Sulsel (11/10). Peternak sapi di wilayah tersebut mengaku kesulitan mendapatkan makanan untuk ternak sehingga memanfaatkan kawasan TPA untuk ternak mereka. ANTARA /Ekho Ardiyanto

TEMPO.CO, Semarang - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pemerintah Kota Semarang Rusdiana Safitri mengatakan daging sapi pemakan sampah tak layak dikonsumsi, apalagi saat Idul Adha. Menurut Rusdiana sapi-sapi pemakan sampah banyak ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang serta di sejumlah kawasan kumuh.

“Ribuan sapi memakan sampah tidak hanya di TPA Jatibarang, tapi di kampung kumuh seperti Tambaklorok, Kemijen dan Pandean Lamper,” kata Rusdiana, Jum’at 25 Agustus 2017.

Menurut dia sapi-sapi itu memakan sampah karena sengaja dibiarkan oleh pemiliknya. Mereka memelihara hewan ternak tanpa standar kesehatan. “Sehingga memakan sampah dalam waktu lama,” kata Rusdiana.

Baca: NTT Siap Pasok Sapi Menjelang Idul Adha

Rusdiana meminta masyarakat tak mengkonsumsi daging sapi pemakan sampah karena efeknya sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut dia, hasil penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Jawa Tengah menunjukan dalam daging pemakan sampah terdapat timbal senyawa sampah dan cairan licin atau air yang dikeluarkan dari endapan sisa sampah.

Namun, Rusdiana mengakui bahwa masyarakat maupun pemerintah masih sulit membedakan secara fisik antara sapi pemakan sampah dan sapi hasil pemeliharana secara baik. Sapi pemakan sampah hanya bisa diketahui setelah disembelih setelah menguji alat penecernaan dan daging.

Simak: Bahaya Plastik Hitam untuk Membungkus Daging Kurban

Rusdiana menyebutkan beberapa kasus menemukan sampah plastik antara 10 hingga 20 kilogram dari dalam perut sapi. Oleh karena itu Pemerintah Kota Semarang tak akan memberi surat keterangan sehat pada sapi yang dibiarkan liar di TPA maupun kawasan kampung kumuh. “Jadi tak bisa dijualbelikan. Kami menerjunkan 46 petugas untuk memeriksa di 16 kecamatan sejak 21 Agustus lalu,” katanya.

Pedagang dan peternak sapi asal Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Suyadi menilai keberadaan sapi pemakan sampah bisa mengecoh pembeli yang hendak berkurban. Ia meminta agar masyarakat membeli sapi yang punya keterangan sehat secara resmi dari pemerintah. “Sulit mendeteksi antara sapi pemakan sampah dan tidak secara fisik saat sapi masih hidup,” kata Suyadi.

Lihat: Gubernur Jabar Sarankan Membeli Hewan Kurban Berlabel Sehat

Namun ia memberikan ciri sapi pemakan sampah biasanya tak jinak saat didekati karena jarang berinteraksi dengan pemelihara. “Sedangkan daging warna cepat berubah biru dan berbau amis usai dipotnog,” kata Suyadi.

EDI FAISOL

Berita terkait

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

9 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

39 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

43 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

3 November 2023

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

Pantai Tirang di Semarang menawarkan keindahan alam yang memukau, pasir putih, dan beragam aktivitas seru.

Baca Selengkapnya

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

4 Oktober 2023

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dikabarkan akan diluncurkan mulai 2024 mendatang. Apa saja yang menarik dari kereta cepat ini?

Baca Selengkapnya

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

23 September 2023

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

Jenazah ajudan Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Herlambang dibawa ke RS sebelum diberangkatkan ke Kendal.

Baca Selengkapnya

Siswa SD Terkena Dampak Kebakaran TPA Jatibarang Semarang, Wali Kota: Pemadaman Butuh Sepekan

19 September 2023

Siswa SD Terkena Dampak Kebakaran TPA Jatibarang Semarang, Wali Kota: Pemadaman Butuh Sepekan

Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, berdampak terhadap SDN 4 Ngaliyan yang berlokasi tidak jauh.

Baca Selengkapnya

Polisi akan Panggil Eks Ketua DPC Gerindra Semarang atas Dugaan Pukul Kader PDIP

12 September 2023

Polisi akan Panggil Eks Ketua DPC Gerindra Semarang atas Dugaan Pukul Kader PDIP

Polisi mengatakan akan memanggil eks Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang yang diduga melakukan pemukulan ke kader PDIP.

Baca Selengkapnya