Ketua MUI Din Syamsuddin bersama dua Wakil Ketua Nazarrudin Umar (kanan) dan Didin Hafiduddin (kiri). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai konsep khilafah yang digaungkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) salah kaprah. Sebab, kata Din, Indonesia telah menjalankan konsep khilafah dengan mengamalkan nilai-nilai keislaman.
"Saya kira ini perlu dielaborasi lebih lanjut. Khilafah bukan seperti yang dikenal HTI, tetapi sebuah kesadaran untuk membangun bumi," ujar Din Syamsuddin ketika memberikan sambutan pada peluncuran buku Jimly Asshiddiqie di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2017.
Din juga menjelaskan bahwa yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah memperkuat keutuhan manusia-manusia Indonesia dengan menghindari maupun menyelesaikan berbagai konflik yang ada. Masyarakat Indonesia juga harus sadar diri dan menghayati wawasan kebangsaan yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.
Din juga menuturkan perlunya memahami konsep keislaman sesuai dengan konteks kebudayaan negeri sendiri untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami konsep khilafah. "Hidup berbangsa dan bernegara merupakan bagian penting, merupakan keniscayaan. Nationstate sesuatu yang absah," katanya.
Selain itu, konsep keseragaman dalam pengelolaan negara tidak cocok untuk Indonesia sebagai negara yang menjunjung pluralitas. Oleh karena itu, Din menilai konsep kemajemukan Indonesia harus diterima dengan kesadaran hidup berdampingan sebagai sebuah bangsa dan negara.