Pilkada 2018, Hanura Ingin Daerah Koalisi dengan Pendukung Jokowi

Reporter

Sabtu, 5 Agustus 2017 13:26 WIB

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers didampingi para petinggi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) usai membuka Rapat Pimpinan Nasional ke-1 Partai Hanura di Kuta, Bali, 4 Juli 2017. Foto: Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Denpasar - Partai Hanura memprioritaskan untuk membentuk koalisi dengan partai-partai pemerintah dalam pemilihan kepala daerah 2018 mendatang. Dewan Pimpinan Pusat Hanura menilai koalisi tersebut bisa lebih mudah dan nyaman.

"Kami akan merasa lebih nyaman kalau (koalisi) pengurus DPD Provinsi dan Kabupaten/Kota sama dengan koalisi di pusat," kata Ketua DPP Partai Hanura Fauzi Amru di sela Rapimnas Hanura Sabtu 5 Agustus 2017. Menurut dia, hal terrsebut bisa memudahkan partai untuk melakukan sosialisasi dan promosi untuk Joko Widodo atau Jokowi.

Baca juga: Dukung Jokowi Maju Pilpres 2019, Hanura Siap Kawal Pemerintahan

Hanura telah menyatakan untuk kembali mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden 2019 mendatang. Selain Hanura, PPP, Partai Nasdem dan Partai Golkar telah menyatakan untuk mendukung Jokowi. Tinggal PDIP, PKB dan PAN, partai yang mendukung pemerintah belum mendeklarasikan dukungannya untuk pilpres 2019.

Meski begitu, menurut Fauzi, ada kondisi-kondisi yang tak bisa dipaksakan di daerah. Menurut dia, ada sejumlah kasus di daerah di mana kader Hanura juga harus berhadapan dengan kader partai lain dalam koalisi. "Misalnya ada dari Hanura dan PDIP sama-sama matang (untuk maju pilkada) kan tak bisa kami paksakan," ujarnya.

Pada pilkada 2018, menurut Fauzi, Hanura telah mempersiapkan diri untuk mengikuti pertarungan di 147 daerah, dari 171 daerah yang menggelar pilkada serentak. Sebagain besar pilkada, Hanura mengklaim bisa mengusung calonnya.

Masing-masing pengurus DPD, kata Fauzi, sudah mulai membicarakan untuk membentuk koalisi. Pengurus DPP Hanura akan memantau proses tersebut. "Kalau daerah ingin koalisi ya pusat ikut. Yang tentukan DPD provinsi dan kabupaten kota," ujarnya.

NINIS CHAIRUNNISA

Berita terkait

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

11 Januari 2024

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

Ganjar mengatakan agenda kampanye di Brebes, Tegal, dan Kebumen karena pernah kalah di wilayah tersebut pada Pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

30 Juni 2023

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

Sebagai faktor mendulang suara, Alat Peraga Kampanye tidak jarang digunakan parpol atau pendukung kubu tertentu melebihi batas.

Baca Selengkapnya

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

20 November 2020

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

Pengamat memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 akan berbeda.

Baca Selengkapnya

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

14 Juli 2018

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

Khofifah menggandeng TNP2K.

Baca Selengkapnya

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

13 Juli 2018

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

Sebanyak 39 dari 62 permohonan gugatan pilkada 2018 yang diterima MK adalah perkara pemilihan bupati.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

13 Juli 2018

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

Bawaslu mengatakan selisih paling tipis terjadi di Kota Tegal.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

13 Juli 2018

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

Bawaslu mencatat partisipasi dalam pemilihan gubernur di 17 provinsi hanya 69 persen.

Baca Selengkapnya

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

13 Juli 2018

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

Jumlah gugatan sengketa Pilkada serentak 2018 bisa terus bergerak.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

13 Juli 2018

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

Dari hasil evaluasi pilkada 2018, Bawaslu menilai KPU perlu menggiatkan lagi sosialisasi agar pada pelaksanaan pileg dan pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Bawaslu Tangani 3.133 Laporan Pelanggaran

13 Juli 2018

Pilkada 2018, Bawaslu Tangani 3.133 Laporan Pelanggaran

Bawaslu mencatat dugaan pelanggaran tertinggi ditemukan di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah lebih dari 500 laporan.

Baca Selengkapnya