Di Depan Uskup, Buya Syafii Beberkan Bahaya Arabisme Sesat

Reporter

Kamis, 3 Agustus 2017 21:08 WIB

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif menjadi narasumber saat acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Jakarta, 18 April 2016. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta - Cendekiawan yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Buya Syafii (Ahmad Syafii Maarif) menjadi pembicara dalam dialog lintas iman yang dihadiri uskup-uskup di kawasan Asia. Acara Asian Youth Day ke-7 itu berlangsung di Hotel Jayakarta, Yogyakarta, Kamis 3 Agustus 2017. Asian Youth Day merupakan sebuah ajang pertemuan pemuda Katolik se-Asia mulai 2-6 Agustus 2017 diikuti oleh 22 perwakilan negara Asia seperti India, Bangladesh, Malaysia dan lainnya.

Di depan para uskup itu, Buya Syafii mengungkapkan pandangannya tentang penyebab Indonesia menjadi salah satu negara tempat tumbuh suburnya intoleransi, terorisme dan juga radikalisme. Pendiri Ma’arif Institute itu menuturkan, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi tumbuhnya radikalisme itu. Salah satunya ketidakadilan sosial ekonomi yang terjadi di Indonesia juga korupsi yang masih marak. “Hal itu ditambah parah akibat masuknya ideologi impor yang saya sebut misguided Arabism (Arabisme sesat),” ujar Buya.

Baca juga: Menteri Agama dan Sultan Main Othok-othok di Asian Youth Day 2017

Contoh Arabisme sesat itu, ujar Buya, berwujud seperti gerakan Negara Islam di Irak Suriah (ISIS) dan juga Boko Haram di Afrika. Namun, ujar Buya, mengapa sebagian muslim Indonesia terpengaruh oleh gerakan ideologi impor sesat itu? Buya menuturkan, mereka yang terpengaruh ideologi itu karena meyakini bahwa arabisme adalah bagian dari Islam.

“Dan orang orang Arab dianggap lebih mengerti Islam dibandingkan bangsa kami, padahal itu tidak benar, ” ujar Buya. Buya menegaskan bahwa tak semua umat Islam menyetujui gerakan-gerakan radikal itu.

Baca juga: Ratusan Remaja Katolik Berbagai Negara Kunjungi Masjid Istiqlal

“Tentu orang Arab fasih berbahasa Arab dan mereka bisa menghafal Al Quran dengan mudah. Tapi apakah mereka betul-betul memahami makna sebenarnya dari isi Al Quran?” ujar Buya.



Buya Syafii menambahkan, jika orang-orang Arab penganut ideologi sesat itu benar-benar memahami Al Quran, tentu tidak akan membunuh sesamanya. “Faktanya, ISIS membunuh jauh lebih banyak umat Islam, itu apa? Bagi saya, arabisme sesat itulah musuh terbesar Islam,” ujar Buya.

Baca juga: Ryamizard Dukung Pemblokiran Medsos untuk Tangkal Radikalisme

Kepada para uskup itu, Buya menegaskan, bahwa Al Quran sebenarnya adalah kitab suci paling toleran di dunia. Asal dipahami dan ditafsirkan dengan benar. Pernyataan Buya itu mengacu pada Surat Yunus ayat 99 yang tak dimiliki oleh kitab suci apa pun.

Buya Syafii menuturkan, inti ayat itu berbunyi “‘Sekiranya Tuhanmu menghendaki, maka akan berimanlah seluruh penduduk bumi, apakah engkau Muhammad, ingin memaksa manusia agar beriman? Itu bukan tugasmu!’ ujar Buya. "Tapi kelakuan sebagian kecil umat memilih mengkhianati ajaran Al Quran itu demi syahwat kekuasaannya, Tuhan telah dibajak mereka.”

PRIBADI WICAKSONO



Advertising
Advertising

Berita terkait

Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

21 Februari 2024

Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

Plt Menkopolhukam Tito Karnavian meminta BNPT membuat sejumlah program untuk mencegah terorisme di Indonesia

Baca Selengkapnya

Karyawan PT KAI Terduga Teroris Ditangkap, Apa Kabar Program Deradikalisasi di BUMN?

17 Agustus 2023

Karyawan PT KAI Terduga Teroris Ditangkap, Apa Kabar Program Deradikalisasi di BUMN?

Densus 88 Polri menangkap satu orang terduga teroris yang sehari-hari pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT KAI di Bekasi Utara, Senin lalu.

Baca Selengkapnya

Pascapenangkapan Teroris di Bekasi, Anggota DPR Kritik Program Deradikalisasi di BUMN

15 Agustus 2023

Pascapenangkapan Teroris di Bekasi, Anggota DPR Kritik Program Deradikalisasi di BUMN

Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi mengkritik soal program deradikalisasi di BUMN setelah penangkapan terduga teroris di Bekasi pada Senin lalu.

Baca Selengkapnya

Bahasa Indonesia Jadi Bahasa ke-13 Buku Deradikalisasi Al Azhar Kairo

9 April 2023

Bahasa Indonesia Jadi Bahasa ke-13 Buku Deradikalisasi Al Azhar Kairo

Bahasa Indonesia akan jadi bahasa ke-13 dari buku-buku kampanye deradikalisasi oleh Universitas Al Azhar Kairo Mesir.

Baca Selengkapnya

Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNPT, Rycko Amelza Dahniel Paparkan Strategi Cegah Terorisme

3 April 2023

Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNPT, Rycko Amelza Dahniel Paparkan Strategi Cegah Terorisme

Jokowi melantik Komisaris Jenderal Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Istana Negara

Baca Selengkapnya

BNPT Sebut Deradikalisasi terhadap Perempuan Lebih Susah, Ini Sebabnya

31 Maret 2023

BNPT Sebut Deradikalisasi terhadap Perempuan Lebih Susah, Ini Sebabnya

BNPT menyebut deradikalisasi terhadap perempuan yang pernah bergabung dengan jaringan teroris bukan praktik mudah.

Baca Selengkapnya

BNPT Sebut Perempuan, Anak Muda dan Pengguna Internet Penyumbang Potensi Radikalisme

28 Desember 2022

BNPT Sebut Perempuan, Anak Muda dan Pengguna Internet Penyumbang Potensi Radikalisme

Kepala BNPT Boy Rafli Amar menyampaikan indeks potensi radikalisme 2022 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya

Baca Selengkapnya

Komisi Hukum DPR akan Panggil BNPT soal Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar

10 Desember 2022

Komisi Hukum DPR akan Panggil BNPT soal Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar

Ia menyebut BNPT telah kebobolan karena bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar dilakukan oleh eks napiter.

Baca Selengkapnya

Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, BPET MUI Minta Regulasi Deradikalisasi Dikaji Ulang

9 Desember 2022

Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, BPET MUI Minta Regulasi Deradikalisasi Dikaji Ulang

BPET MUI merespons aksi bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar yang terjadi pada Rabu, 7 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Sebut Metode Deradikalisasi BNPT Perlu Dievaluasi

7 Desember 2022

Anggota DPR Sebut Metode Deradikalisasi BNPT Perlu Dievaluasi

Santoso menyebut BNPT mesti mengevaluasi program deradilakisasi terhadap bekas napiter.

Baca Selengkapnya