Kecewa Menteri Siti Soal Koordinasi Atasi Kebakaran Hutan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 2 Agustus 2017 15:15 WIB

Petugas kepolisian dibantu tim forest fire Sinar Mas Forestry berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Desa Bonai Darusalam, Rokan Hulu, Riau, 28 Agustus 2016. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan belum puas dengan upaya pemadaman kebakaran hutan. Menurut dia, perlu ada sistem otomatis di daerah yang bisa cepat menangani kemunculan titik panas.

"Ada kelemahan secara kelembagaan dalam koordinasi," kata Siti di Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2017.
Baca : BMKG: 70 Titik Panas Terpantau di Sumatera dan Terbanyak di Aceh

Tak hanya itu, upaya pemadaman titik api atau kebakaran hutan juga memerlukan dukungan finansial. Namun yang terpenting, menurut Siti, ialah koordinasi dan aksi di lapangan.

Upaya mendorong sistem otomatis diperlukan, kata Siti, sebab saat ini ada daerah-daerah baru yang mengalami kebakaran hutan. Salah satunya ialah di Provinsi Aceh dan Bangka Belitung.


Menteri Siti menyatakan upaya penanggulangan titik api di dua daerah itu lebih lama dibandingkan tujuh daerah lainnya yang sering mengalami kebakaran.

"Kebakarannya cukup lama sekitar seminggu," kata dia. Siti menyebut, faktor lamanya upaya pemadaman di Aceh dan Bangka Belitung karena tidak ada sistem seperti di tujuh daerah lainnya. Ketujuh daerah yang kerap mengalami kebakaran ialah Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.
Simak juga : Satgas Kebakaran Hutan Riau Menangkap Pelaku Pembakaran Lahan

Lebih lanjut, Menteri Siti terus memantau perkembangan titik api di daerah. Rabu pagi tadi ia menyatakan ada 102 titik api yang 60 persen berpotensi menjadi api. Angka itu turun dibanding kemarin yang mencapai 156-160 titik api.

Namun bila dibandingkan antara Juli 2017 dengan Juli 2016, jumlah titik api bulan lalu lebih tinggi 49 persen. Kenaikan persentase itu disebabkan karena Juli tahun ini lebih kering dibanding dengan Juli 2016. Padahal titik api yang masif adalah salah satu sumber potensi terjadinya kebakaran hutan.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

43 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

49 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

50 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

54 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya