Harapan Istri Novel Baswedan Soal Penyidikan Kasus Suaminya  

Reporter

Selasa, 1 Agustus 2017 09:12 WIB

Istri Novel Baswedan, yakni Rina Emilda, kepada wartawan mengatakan bahwa sang suami tetap semangat menjalani pengobatan. IRSYAN HASYIM

TEMPO.CO, Jakarta - Rina Emilda, istri Novel Baswedan, mengaku kecewa melihat begitu lambatnya penyidikan kasus penyerangan dengan air keras terhadap suaminya. Dia berharap segera dibentuk tim bersama antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian RI untuk bisa mengungkap pelaku kejahatan terhadap suaminya itu. "Secepatnya dibentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF)," kata Rina saat ditemui Tempo di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 31 Juli 2017.

Menurut Emilda, bukti rekaman CCTV rumah Novel Baswedan telah diberikan kepada KPK dan Polri. Keterangan berdasarkan fakta yang terjadi juga telah diberikan. "Keluarga telah memberikan semua dibutuhkan penyidik," ujarnya.

Baca: Penjelasan Utuh Kapolri Soal Penyidikan Kasus Novel Baswedan

TPGF pun sudah menjadi bahasan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk mengungkap lebih cepat kasus teror terhadap Novel Baswedan. Lambannya pengusutan kasus teror terhadap Novel menjadi tanda tanya masyarakat.

"Koalisi masyarakat sipil meminta Komnas HAM membentuk semacam tim gabungan pencari fakta. Mereka minta ajukan ke Presiden, atau kami secara kelembagaan membentuk tim," ujar Komisioner Subkomisi Mediasi Komnas HAM Maneger Nasution.

Baca:
Aktivis Desak Jokowi Bentuk Tim TGPF Kasus Novel Baswedan
Ungkap Cepat Kasus Novel Baswedan, Komnas HAM: Bentuk TGPF


Maneger menuturkan, pada 27 April 2017, Komnas bertemu koalisi masyarakat sipil. Dalam kesempatan tersebut, permintaan membentuk TGPF diterima. Permintaan itu pun diteruskan dalam rapat paripurna Komnas pada Mei lalu, yang berujung pada penugasan Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan selama satu bulan untuk mengumpulkan fakta dan data.

Koalisi Masyarakat Sipil Peduli KPK mendesak Presiden Joko Widodo segera mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Karena itu, Presiden harus bersikap dan membentuk TGPF yang independen untuk menangani kasus tersebut. "Penting ada mitigator grupnya, seperti TGPF. Presiden harus tahu karena atasan KPK adalah presiden," kata Koordinator Kontras, Haris Azhar.

IRSYAN HASYIM

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

22 jam lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

2 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

2 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

14 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

45 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

45 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

46 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

46 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

47 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

48 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya