Sekolah Antikorupsi Kritik Rendahnya Serapan Anggaran Aceh

Reporter

Jumat, 28 Juli 2017 16:48 WIB

Sejumlah anak bermain air di Desa Alue Bue Jalan, Peureulak Barat, Aceh Timur, Aceh, 18 Februari 2017. Banjir akibat tingginya intensitas hujan tersebut merendam puluhan rumah warga dan ratusan hektar lahan persawahan siap panen di Kecamatan Darul Aman dan Pereulak Barat. ANTARA/Syifa Yulinnas

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Antikorupsi Aceh (Saka) mengkritik Pemerintah Aceh yang tidak maksimal menyerap anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana. “Serapan anggaran sejauh ini baru 33 persen atau Rp 4,8 triliun dari Rp14,733 triliun total Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2017. Ini jelas tidak mencapai target,” kata Mahmuddin, Kepala Sekolah Saka, Banda Aceh, Jumat 28 Juli 2017.

Informasi tentang penyerapan anggaran Aceh bisa diakses di situs Percepatan dan Pengendalian Kegiatan (P2K) APBA, Provinsi Aceh.

Menurut Mahmuddin, jika serapan anggaran ini dikaji lebih jauh, anggaran yang terserap juga hanya untuk belanja tidak langsung atau belanja pegawai. “Sedangkan untuk belanja langsung seperti infrastruktur serapannya masih sangat rendah,” kata dia.

Saka Aceh meminta Gubernur Aceh yang baru untuk mendesak Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) agar mendongkrak realisasi APBA. Soalnya, saat ini 9 SKPA baru menyerap anggaran di bawah 20 persen dan 20 SKPA baru menyerap anggaran di bawah 30 persen.

“Kami mengingatkan agar eksekutif tidak mengulangi rendahnya realisasi anggaran tahun ini dan sebelumnya pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini sangat merugikan masyarakat,” ujar Mahmuddin.

Pada tahun 2016, APBA yang mampu diserap di bawah 90 persen, dari pagu yang Rp 12,77 triliun. Penyerapan oleh tiap SKPA tidak merata, dalam kisaran angka 64,24 persen, 81,79 persen atau hanya 82,91 persen. Untuk itu perencanaan yang matang, dan fungsi pengawasan legislatif harus benar-benar dilaksanakan.

“Dewan tidak boleh selalu sibuk dengan dana aspirasi dan kunjungan kerja yang tidak jelas azas manfaatnya bagi rakyat aceh,” kata Mahmuddin.

Sekolah Antikorupsi Aceh menilai, rendahnya serapan anggaran tahun 2017 berdampak pada lambannya tingkat pertumbuhan ekonomi Aceh. Selain itu, inflasi di Aceh menjadi sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain.

“Karena itu kami mendesak eksekutif dan legislatif jangan lamban dalam mengambil tindakan terkait rendahnya serapan anggaran, mengingat proses pembangunan aceh saat ini masih begitu lemah. Dalam hal ini rakyatlah yang rugi, bukan eksekutif dan legislatif,” ujar Mahmuddin.

YOSEP

Berita terkait

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

13 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

29 hari lalu

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

Dua anggota DPRD Maluku Tengah berinisial MDM dan FT mengamuk dengan memecahkan kaca kantor dewan, karena dana pokir belum cair. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

6 Maret 2024

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

Kemendagri meminta daerah memastikan persiapan, mulai dari ketersediaan biaya hingga penanganan pelanggaran dan sengketa hasil Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

APBD Tabalong Meningkat menjadi Rp3 Triliun

18 Februari 2024

APBD Tabalong Meningkat menjadi Rp3 Triliun

Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani, mengumumkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 kabupaten setempat mendapatkan tambahan dana dari bagi hasil, meningkatkan total APBD menjadi Rp3 triliun.

Baca Selengkapnya

5 Poin Anies Baswedan Saat Debat Capres Soal Bansos, Jangan Bagikan di Pinggir Jalan

7 Februari 2024

5 Poin Anies Baswedan Saat Debat Capres Soal Bansos, Jangan Bagikan di Pinggir Jalan

Setidaknya ada 5 poin Anies Baswedan bahas bansos saat debat capres lalu. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

6 Februari 2024

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

Anies Baswedan menyebut penyaluran bansos harus disebut dana dari negara karena berasal dari APBN/APBD. Ia melakukan saat jadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md cerita Seorang Bekas Ketua DPRD Diperas karena Tersandera Kasus Korupsi APBD

20 Januari 2024

Mahfud Md cerita Seorang Bekas Ketua DPRD Diperas karena Tersandera Kasus Korupsi APBD

Mahfud Md menyebut aparat itu memeras dengan janji tidak akan ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan korupsi APBD.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Hanya 2 OPD di Pemkot Solo yang Tak Capai Target Pendapatan Asli Daerah

18 Januari 2024

Gibran Sebut Hanya 2 OPD di Pemkot Solo yang Tak Capai Target Pendapatan Asli Daerah

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut tidak tercapainya target PAD dalam APBD Kota Solo 2023 hanya ada di 2 organisasi perangkat daerah (OPD).

Baca Selengkapnya

Gibran Tanggapi Usulan Fraksi PDIP Agar Mundur dari Jabatan Wali Kota Solo: Terima Kasih Masukannya

18 Januari 2024

Gibran Tanggapi Usulan Fraksi PDIP Agar Mundur dari Jabatan Wali Kota Solo: Terima Kasih Masukannya

Mendapat pertanyaan seputar usulan untuk mengundurkan diri sebagai Wali Kota Solo, Gibran hanya mengucapkan terima kasih.

Baca Selengkapnya

Fraksi PDIP DPRD Kota Solo Minta Gibran Mundur sebagai Wali Kota karena Sering Cuti untuk Pilpres

17 Januari 2024

Fraksi PDIP DPRD Kota Solo Minta Gibran Mundur sebagai Wali Kota karena Sering Cuti untuk Pilpres

Fraksi PDIP DPRD Solo mengusulkan agar Gibran Rakabuming Raka mengundurkan diri sebagai Wali Kota Solo. Hal ini buntut dari seringnya Gibran cuti.

Baca Selengkapnya