Partai Golkar Jawa Barat Redam Keinginan Musyawarah Nasional  

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 22 Juli 2017 19:42 WIB

Jejak Setya Novanto di Kasus E-KTP.

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya (Golkar) Jawa Barat Dedi Mulyadi meredam keinginan kader daerah untuk menggelar soal Musyawarah Nasional (Munas) Golkar. Isu ini muncul setelah penetapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, sebagai tersangka dalam kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik.

"Suara internal soal munas tidak bicarakan dulu karena (usulan) pergantian pimpinan akan memicu konflik," kata Dedi, yang juga Bupati Purwakarta itu, di Bandung, Sabtu, 22 Juli 2017.

Baca: Kasus E-KTP, Partai Golkar Beri Bantuan Hukum kepada Markus Nari

Dedi mengaku ada masalah di Partai Golkar setelah penetapan Setya Novanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia meminta semua anggota dan pimpinan partainya di daerah cooling down dengan tidak membicarakan aspek pergantian Ketua Umum Partai Golkar. "Konflik internal jauh lebih berat dibandingkan dengan keadaan sekarang," ujarnya.

Baca: Partai Golkar Tolak Isu Sara di Pilpres 2019

Penetapan Setya sebagai tersangka korupsi menimbulkan kontroversi internal partai. Saat Setya dicekal ke luar negeri sebelum penetapan tersangka, mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sudah melontarkan usulan munas untuk memilih ketua umum. Alasannya, saat ini, kondisi partai kurang baik seiring dengan persoalan hukum yang membelit Ketua Umum Golkar Setya Novanto.

"Golkar memang berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan karena ketua umumnya sudah dicekal. Apabila ada perkembangan lain lagi, tentu partai harus mempunyai pemimpin yang baik," katanya di kantor Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 25 April 2017.

Menurut Dedi Mulyadi, munas sangat berisiko menimbulkan perpecahan. "Di munas segala kemungkinan bisa terjadi karena tidak semua orang bisa menerima kekalahan," kata dia. Golkar sebelumnya pernah mengalami dualisme kepemimpinan.

Akibatnya, kata Dedi, perpecahan menjadi dua kubu itu berdampak pada aspek yuridis partai. "Penyelamatan keutuhan partai lebih penting dari aspek lain. Pilkada sebentar lagi, Januari mulai pendaftaran," ujarnya.

Dedi digadang-gadang sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Namun sejauh ini dia mengaku belum resmi sebagai calon dan belum mendapat rekomendasi dari Golkar. "Saya masih Bupati Purwakarta," katanya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

5 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

16 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

24 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

25 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

25 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

26 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

29 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

MKGR Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Golkar 2024-2029

31 hari lalu

MKGR Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Golkar 2024-2029

MKGR resmi mendeklarasikan dukungan kepada Airlangga Hartarto untuk melanjutkan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2024-2029.

Baca Selengkapnya

Disebut Masuk Bursa Caketum Golkar, Bahlil Lahadalia Bilang Begini

34 hari lalu

Disebut Masuk Bursa Caketum Golkar, Bahlil Lahadalia Bilang Begini

Tanggapan Bahlil Lahadalia soal dirinya yang disebut masuk bursa caketum Golkar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

35 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya