Beras Subsidi Dioplos, Mentan: Kami Berupaya Cegah Penyelewengan  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 21 Juli 2017 23:38 WIB

Gudang beras di Bekasi yang disegel polisi. Hisyam Luthfiana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah sudah melakukan berbagai upaya agar tak terjadi penyelewengan komoditas di pasar. Satgas Pangan baru-baru ini menggrebek gudang beras yang menjual beras subsidi dengan harga lebih mahal.

"Kami sudah memasang harga eceran tertinggi (HET), dan intinya bagaiman petani, konsumen dan penjual untung," kata Amran Sulaiman saat ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Juli 2017.
Baca : Untung Tidak Wajar, Menteri Amran Semprot PT Indo Beras Unggul

Amran menuturkan petani harus untung agar bisa berkelanjutan dan produktif, dan konsumen pun berhak mendapatkan harga layak. Namun ia meminta kepada pedagang agar jangan untung terlampau tinggi. "Jangan untungnya 200 persen, itu tak boleh."

Amran menuturkan masalah ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh kepolisian. Ia menyatakan beras subsidi yang seharga Rp 7 ribu per liter dan dijual seharga Rp 20 ribu per liter tentu merugikan semua pihak. "Petani tak dapat apa-apa, konsumen menjerit."


Amran menceritakan beras premium dan medium itu berasal dari satu beras, yaitu IR64. Harganya pun dipatok Rp 9 ribu untuk dijual di pasar, sehingga sebenarnya tidak ada beda antara premium dan medium karena sama-sama IR64.

Namun dalam praktek perusahaan penjual beras yang baru-baru ini didatangi Satgas Pangan, beras subsidi itu diganti karungnya sehingga menjadi beras yang harganya lebih mahal. "Ilustrasinya ini orang dari kampung dibawa ke salon," ujarnya.
Simak : Produsen Beras di Bekasi Tipu Konsumen hingga Triliunan Rupiah

Ketika ditanyakan mengenai kerugian negara akibat ini, Amran menjawab hal itu bisa dihitung sendiri. Rumusnya harga beras subsidi Rp 7 ribu dan dijual Rp 20 ribu, ada selisih Rp 13 ribu, angka itu dikalikan 1 juta sebagai anggapan beras yang dimiliki perusahaan itu. "Tapi kan itu sudah berlangsung lama," ucapnya.

Satgas Pangan mengungkap praktik penipuan PT Indo Beras Unggul (PT IBU) yang merugikan masyarakat dan negara hingga ratusan triliun rupiah. Pada Kamis malam, 20 Juli 2017, produsen beras cap Ayam Jago itu disegel satgas pangan Mabes Polri.

Modus operandi yang dilakukan perusahaan itu adalah mengemas beras IR64, yang notabene beras subsidi dengan label cap Ayam Jago dan Maknyuss, dua merek beras premium yang kerap ditemui di gerai ritel modern.

DIKO OKTARA




Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

2 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

3 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

6 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

7 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

11 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

12 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

13 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

14 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya