SETARA: Demi Nama DPR, Sebaiknya Ketua DPR Setya Novanto Mundur  

Reporter

Jumat, 21 Juli 2017 08:19 WIB

Jejak Setya Novanto di Kasus E-KTP.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset SETARA Institute Ismail Hasani menyarankan Setya Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sebab, ia menilai penetapan tersangka terhadap Setya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengganggu kinerja dan citra politik DPR.

“Karena itu, keputusan Partai Golkar dan kesepakatan pimpinan DPR untuk mempertahankan Setya Novanto merupakan persekongkolan pragmatis yang hanya ditujukan untuk menutup kemungkinan kocok ulang pimpinan DPR,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017.

Baca juga:
BW: Setya Novanto Tersangka, KPK Harus Antisipasi 3 Hal Ini

Ia mengatakan Ketua DPR dan pimpinan lembaga negara lain adalah simbol dan variabel kunci kualitas kinerja institusi negara. Akibatnya, kata Ismail, standar etik bagi pimpinan harus lebih tinggi dari anggotanya. Selain itu, ia menilai acuan Partai Golkar dan pimpinan DPR tidak cukup hanya menjadikan ketentuan penetapan tersangka dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) tidak bisa dijadikan dasar pemberhentian pimpinan. “Tetapi juga harus menimbang standar etik yang luhur,” ujarnya.

Ismail menjelaskan, terdapat dua pilihan cara yang bisa dilakukan Setya untuk berhenti, yakni mengundurkan diri atau diperiksa Mahkamah Kehormatan Dewan tentang pelanggaran etika yang berpotensi menjatuhkan sanksi pemberhentian kursi pimpinan. “Sebab, dugaan korupsi masuk kategori pelanggaran berat,” ucapnya.

Baca pula:
Emoh Mundur dari DPR, Setya Novanto Juga Masih Pimpin Golkar

Hakim Sebut Peran Setya Novanto dalam Penganggaran E-KTP

Jika buntu, Ismail menyarankan KPK segera menahan Ketua Umum Partai Golkar itu. Meskipun penahanan belum cukup memenuhi syarat untuk memberhentikan Novanto, kata dia, hal tersebut bisa menyelamatkan reputasi DPR dalam jangka pendek hingga ada keputusan hukum yang inkrah terkait dengan kasus hukum Setya.

Ia menilai sikap Setya Novanto mempertahankan kursi Ketua DPR bukan hanya merugikan Partai Golkar dan institusi DPR, tapi juga rakyat dan pemerintah. “Sebab, seluruh kinerja pimpinan dan anggota DPR didedikasikan untuk kepentingan rakyat,” tuturnya.

ARKHELAUS W.

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

6 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

7 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

8 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

23 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

3 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya