Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Masyrakat Anti Korupsi (MARS) sulsel menggelar aksi solidaritas unruk Novel Baswedan di Makassar, Sulawesi Selatan, 11 April 2017. Dalam aksi tersebut mereka meminta Presiden Jokowi melalui Kapolri untuk mengusut tuntas terkait kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan yang merupakan anggota KPK. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Jakarta - - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan tiga sikap terkait 100 hari peristiwa penyerangan dengan menggunakan air keras terhadap penyidiknya, Novel Baswedan.. "Pertama-tama saya dan seluruh insan KPK mendoakan agar Mas Novel dipermudah kesembuhan matanya, walaupun kami tahu mata yang kiri sangat parah kondisinya," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jakarta, Kamis.
Ketiga, ia menyatakan KPK siap membantu teman-teman penyidik di Polda Metro Jaya untuk memeriksa Novel Baswedan di Singapura."Pada saat yang sama, KPK juga siap mendengarkan perkembangan terakhir soal pencarian penyerang Mas Novel," kata dia.
Karena itu, menurut Syarif, KPK sangat mengharapkan kepada Kapolri dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan untuk menuntaskan kasus ini agar masyarakat tidak bertanya-tanya siap penyerang Novel Baswedan.
Hari ini merupakan hari ke-100 pasca Novel diserang dua orang bersepeda motor dengan air keras ketika dalam perjalanan pulang setelah menunaikan Shalat Subuh dari masjid dekat rumahnya pada Selasa 11 April lalu. Novel Baswedan adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP-elektronik (KTP-e).
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya
19 hari lalu
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya
Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.