Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat meninjau lokasi penggerebekan teroris di Kampung Curug, Desa Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten. TEMPO/Marifka Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri ) Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya terus mengembangkan kasus penemuan narkoba jenis sabu seberat satu ton asal Taiwan di Kabupaten Serang, Banten.
Menurut Tito, pengembangan tetap dilakukan, meski tersangka utama tewas. "Pengungkapan pengembangan tidak harus dari satu orang tersangka karena ada yang hidup," kata Kapolri Tito di Markas Besar Kepolisian, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Juli 2017.
Pengembangan kasus, kata Tito, juga dilakukan dengan mendalami jalur komunikasi, dokumen keluar-masuk barang, serta teknologi informasi yang digunakan jaringan sabu asal Taiwan tersebut. "Masih banyak cara lain mengembangkan kasus ini, meski bandar utamanya mati," ujarnya.
Sebelumnya, kepolisian berhasil membongkar upaya penyelundupan satu ton sabu di dermaga Hotel Mandalika di Jalan Raya Anyer, Serang, Banten, pekan lalu. Penangkapan terjadi tidak lama setelah para penyelundup selesai menurunkan sabu yang mereka bawa menggunakan kapal ke daratan.
Polisi menembak satu tersangka bernama Lin Ming Hui karena berusaha melawan petugas. Lin merupakan bos sindikat penyelundup sabu dari Taiwan ke Indonesia. Adapun dua orang lainnya, yang juga warga negara Taiwan berhasil dibekuk, yakni Chen Wei Cyuan dan Liao guan Yu. Seorang anggota komplotan, Hsu Yung Li, berhasil melarikan diri dan masih dalam pengejaran petugas.
Kapolri Tito mengapresiasi sekaligus prihatin terhadap operasi penangkapan ini. Menurut Tito, ini adalah peringatan bahwa perairan di Indonesia bisa ditembus kelompok narkoba jenis sabu asal Taiwan. "Bayangkan satu ton bisa masuk menggunakan kapal ke Anyer. Mungkin bukan yang pertama. Karena itu, sedang kita kembangkan," ucapnya.