Ketua Pelaksana Silaturahmi Nurul Arifin, memberikan keterangan kepada awak media terkait pelaksanaan silaturahim nasional rekonsiliasi antara dua kubu kepengurusan Partai Golkar, di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 30 Oktober 2015. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Golkar bidang Media dan Penggalangan Opini Nurul Arifin tak banyak berkomentar soal penetapan tersangka Setya Novanto dalam kasus korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (kasus e-KTP). Ia mengatakan pihaknya akan mengambil sikap pada Selasa besok.
"Saya enggak berani berkomentar banyak karena ini baru mendengar beritanya dan belum melihat suratnya," kata Nurul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 17 Juli 2017. "Saya kira besok baru ada sikap yang lebih jelas."
Ia mengaku kaget dengan kabar tersebut dan mengaku prihatin dengan penetapan tersangka Ketua Umum Partai Golkar tersebut. "Kami berharap yang terbaik dan tidak ada intervensi dari pihak mana pun. Kita ikuti saja," ujar Nurul.
Ketua DPR Setya Novanto menjadi tersangka kasus dugaan korupsi E-KTP. Hal itu diumumkan Ketua KPK Agus Rahardjo dalam jumpa pers di Gedung KPK, Senin petang. Penetapan tersangka ini setelah mencermati fakta persidangan atas terdakwa Irman dan Sugiharto terhadap kasus e-KTP tahun 2011-2012.
KPK menetapkan Novanto sebagai tersangka kasus ini. KPK menilai Setya Novanto menyalahgunakan kewenangan sehingga diduga mengakibatkan negara rugi Rp 2,3 triliun.
Bamsoet Apresiasi Peluncuran Buku 'Kepedihan Berubah Senayan' Karya Darul Siska
57 hari lalu
Bamsoet Apresiasi Peluncuran Buku 'Kepedihan Berubah Senayan' Karya Darul Siska
Menurut Bamsoet, buku ini menekankan pada pentingnya konsistensi dan ketekunan dalam berpolitik, serta komitmen pada tujuan mulia dalam melayani rakyat dan negara.