TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM menyebut ada 83 warga negara Indonesia yang buron lantaran diindikasi terkait kelompok radikal ISIS. Mereka masuk dalam catatan Imigrasi terkait 234 orang dalam daftar pencarian orang (DPO) lantaran diduga terkait dengan aktivitas terorisme.
Direktur Jenderal Imigrasi Ronny Franky Sompie berkata pihaknya belum bisa memastikan identitas lengkap setiap DPO terkait ISIS tersebut. "DPO cuma ada nama, paspornya enggak ada. Jadi tidak tahu mereka itu dari daerah mana," ujar Ronny saat merilis laporan kinerja semester pertama 2017 Ditjen Imigrasi di kantornya, Kuningan, Jakarta, Rabu, 5 Juli 2017.
Baca juga: Lewat Video, ISIS Nyatakan Perang Melawan Indonesia dan Malaysia
Jumlah 234 DPO, kata dia, dikelompokkan menjadi dua, yakni 91 orang yang terkait ISIS dan 143 yang terlibat terorisme di luar ISIS.
Selain 83 WNI yang ada di antara 91 DPO sehubungan dengan ISIS, terdapat 1 warga Algeria, 2 warga Kuwait, 2 warga Arab Saudi, 1 warga Suriah, dan 2 warga Turki.
Adapun 143 DPO yang sehubungan dengan terorisme di luar ISIS, terdiri dari 18 WNI, 19 wrga Algeria, 10 warga Mesir, 10 warga Pakistan, 6 warga Irak, dan buron dari sejumlah negara lain yang bergerak dalam jumlah kecil.
Ronny memastikan pihaknya mengawasi lalu lintas imigrasi untuk mendeteksi pergerakan para DPO. Dia menekankan perlunya kolaborasi dengan lembaga terkait seperti Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mencegah penyusupan DPO teroris.
Di enam bulan pertama 2017, imigrasi pun mencatat adanya 721 orang yang masuk dalam daftar pencekalan ke luar negeri, serta 6.546 orang yang dicegah masuk ke Indonesia.
"Di antaranya terdapat penangkalan terkait terorisme sebanyak 301 orang, dengan lima WN terbanyak adalah Afganistan 127 orang, Filipina 40 orang, Malaysia 8 orang, Irak 4 orang, dan Saudi Arabia 3 orang," tutur Ronny saat membacakan data.
Imigrasi pun menguatkan pengawasan di tempat pemeriksaan imigrasi (TPI), terutama saat menerbitkan paspor mengurus permohonan visa. Hal itu utamanya untuk mencegah pergerakan WNI yang ingin menjadi Foreign Terrorist Fighter di wilayah rawan konflik, seperti Suriah.
"Kami lakukan integrasi database interpol di TPI, bertukar data dan informasi terkait WNI yang terlibat tindakan terorisme dengan instansi terkait, seperti Polri, BNPT, dan Badan Intelejen Negara," ujar Ronny menjelaskan upaya antisipasi terhadap ancaman terorisme termasuk ISIS.
YOHANES PASKALIS
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
5 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
24 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
25 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
33 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
34 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
36 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
36 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
37 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
37 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
37 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya