Ribuan kendaraan pemudik melintas di jalan tol fungsional, di Pekalongan, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Para pemudik yang akan melalui jalur tol fungsional sepanjang 110 kilometer dari Brebes Timur hingga Gringsing Batang, dihimbau untuk berhati-hati saat melintas dengan batas kecepatan 40 hingga 60 kilometer per jam karena kondisi jalur tol yang masih berdebu, minimnya rambu lalu lintas, dan tanpa pagar pembatas jalan. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo memperingatkan agar pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi mengantisipasi kelelahan fisik. Menurut dia, risiko kecelakaan pada arus balik libur Lebaran 2017 lebih besar.
"Untuk kendaraan pribadi, kalau berdasarkan pengalaman sebelumnya, risiko kecelakaan lebih pada arus balik libur Lebaran karena sudah mengalami faktor kelelahan," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa, 27 Juni 2017.
Ia pun mengimbau pemudik yang berkendaraan pribadi harus menyiapkan kondisi fisik. Misalnya, jika harus menempuh perjalanan lebih dari delapan jam, mesti ada sopir pengganti. "Setiap empat jam harus istirahat maka harus ada sopir pengganti," ujarnya.
Bahkan, untuk pemudik yang menggunakan sepeda motor, kelelahan berpotensi lebih cepat terjadi. Ia mengimbau agar pemudik dengan sepeda motor beristirahat maksimal dua jam sekali. "Untuk sepeda motor, tingkat kelelahan lebih cepat terjadi," ucapnya.
Ia pun meminta operator dan pengatur moda jalan raya di jalur arus balik lebih berhati-hati. "Jam kerja harus dikontrol dan harus memperhatikan aspek kesehatan," tuturnya.
Kementerian Perhubungan, kata dia, memprediksi puncak arus balik libur Lebaran terjadi pada 30 Juni-1 Juli 2017. Prediksi ini, menurutnya, memperhitungkan habisnya masa cuti bersama pada 2 Juli 2017. "Kami perkirakan arus balik akan terjadi pada Jumat dan Sabtu. Sebab, kita tahu, mulai Senin, 3 Juli, semua sudah masuk, cuti bersama habis. Ini akan terjadi kepadatan," katanya.