Gusdurian Menyoroti Sosial Media, Keindonesiaan, Sikap Gus Dur

Reporter

Minggu, 18 Juni 2017 13:48 WIB

Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid, bersama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Borobudur - "Setiap warga bangsa harus menjadi duta-duta Indonesia di masyarakat sekitarnya, termasuk dengan memanfaatkan media sosial untuk memenangi kontestasi pemikiran keindonesiaan," kata Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid.


"Kita berpacu memenangi pertempuran di kepala warga Indonesia. Siapa yang menang dalam pertempuran? Tergantung kita," kata Alissa Wahid di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam, 17 Juni 2017.

Baca juga:
Aksi Solidaritas Petani Kendeng, Gusdurian Doakan Patmi

Alissa mengatakan hal itu dalam acara bulanan keempat "Jamaah Kopdariyah" dengan tema "Njaga Pancasila Njunjung Kamanungsan" (Menjaga Pancasila Menjunjung Kemanusiaan) di Kampung Dolanan Anak Nusantara Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. "Jamaah Kopdariyah" diikuti masyarakat dari berbagai latar belakang, termasuk umat lintasagama di daerah setempat.

Pada acara yang berlangsung hingga lepas tengah malam atau Minggu dini hari itu, ia meminta masyarakat memanfaatkan media sosial dengan baik sebagai ruang menebarkan nilai-nilai kemanusiaan untuk keadilan di tengah masyarakat.

Baca pula:
Alissa Wahid Wakili Indonesia di Global Women's Leadership

"Media sosial jangan diisi dengan hal-hal yang galau-galau, piknik, makan-makan, tetapi jadikan medsos sebagai ruang perjuangan memenangi kontestasi pemikiran, nilai kemanusiaan untuk keadilan," ujar salah satu putri Presiden K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, Allisa yang juga psikolog keluarga tersebut, mengemukakan perkembangan trasnportasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini membuat keberagaman sebagai sesuatu yang susah untuk ditolak.

Keberagaman dalam kehidupan pada era kesejagatan, ujarnya dalam acara dengan sejumlah narasumber lainnya, yakni Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab Desa Wonosari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang K.H. Said Asrori, budayawan Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang Sutanto Mendut, Dandim 0706/Magelang Letkol Inf Hendra Purwanasari, dan Kapolres Magelang AKBP Hindarsono itu, sebagai suatu keniscayaan.

Silakan baca:
19 Situs Islam Diblokir, Alissa Wahid Pertanyakan 3 Hal

Ia mengemukakan era kesejagatan mendorong terjadinya pertukaran berbagai hal dalam kehidupan bersama, seperti pertukaran budaya, informasi, dan cara hidup.

"Tapi karena banyak kelompok dan ada yang berusaha menjaga kelangsungan kelompoknya dengan menjaga kemurniannya atau purifikasi, asli dan pendatang, semua yang beda kita lawan, akhirnya kita jadi bermusuhan. Akibatnya lupa kearifan yang diajarkan guru-guru kita sejak Indonesia belum ada. Kita kadang lupa yang hakiki (kemanusiaan), kita hanya memandang luarnya," katanya.

Pada kesempatan itu, Allisa juga bercerita tentang beberapa sikap, prinsip, dan keteladanan Gus Dur, antara lain menyangkut keindonesiaan, pluralisme, keberpihakan terhadap nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan yang bukan saja untuk kepentingan Indonesia akan tetapi juga masyarakat dunia.

"Istilah memanusiakan manusia kelihatan gampang dan biasa-biasa saja, tapi menjadi faktor utama orang menghormati dan mencintai Gus Dur. Kemanusiaan yang seharusnya naluriah, sekarang menjadi istimewa. Kenapa sampai malam ini kita membahas memanusiakan manusia? Itu tantangan kita," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

8 hari lalu

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN sepakat akan mengisi hari buruh dengan aksi sosial dan diskusi.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

24 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Rapat Mahasiswa Diintimidasi 15 Preman, Dilarang Mendemo Jokowi

5 Februari 2024

Cerita di Balik Rapat Mahasiswa Diintimidasi 15 Preman, Dilarang Mendemo Jokowi

Belasan preman mengintimidasi mahasiswa di sekitar Universitas Trilogi, Jakarta. Mereka dipaksa bubarkan diskusi membahas demo pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Polda Sulawesi Selatan Bubarkan Diskusi Melki Sedek Huang dan Gielbran M. Noor di Parepare

20 Januari 2024

Polda Sulawesi Selatan Bubarkan Diskusi Melki Sedek Huang dan Gielbran M. Noor di Parepare

Polda Sulawesi Selatan membubarkan dskusi yang antara lain dihadiri oleh Melki Sedek Huang dan Girlbran M. Noor di Parepare, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Apa Beda Debat, Diskusi, dan Dialog?

25 Desember 2023

Apa Beda Debat, Diskusi, dan Dialog?

Dalam diskusi bisa terjadi perdebatan, karena debat sifatnya oposisional atau memiliki dua kubu yang saling berseberangan

Baca Selengkapnya

Panitia Diskusi bersama Anies-Muhaimin Mengaku Dipersulit saat Ajukan Izin

24 Desember 2023

Panitia Diskusi bersama Anies-Muhaimin Mengaku Dipersulit saat Ajukan Izin

Habil Marati, panitia acara diskusi Anies-Muhaimin mengaku baru kantongi izin dari kepolisian sehari jelang kegiatan pada diajukan sejak 3 pekan lalu

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Buka Ruang Diskusi bersama APKB

20 Desember 2023

Bea Cukai Buka Ruang Diskusi bersama APKB

Dalam rangka mendukung investasi dan ekspor nasional, Bea Cukai gelar sharing session bersama pengurus asosiasi pengusaha kawasan berikat (APKB) seluruh Indonesia yang berlangsung di Aula Merauke, Kantor Pusat Bea Cukai, pada Rabu, 20 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor UIN Yogya Larang Festival Keadilan, Pakar Hukum Tata Negara: Persis Orde Baru

11 Desember 2023

Rektor UIN Yogya Larang Festival Keadilan, Pakar Hukum Tata Negara: Persis Orde Baru

Pada era Orde Baru, larangan itu melalui NKK/BKK. Kini dilakukan melalui kebijakan rektor.

Baca Selengkapnya

Rektor UIN Yogyakarta Larang Festival Keadilan Berisi Kritik terhadap Pemerintah

11 Desember 2023

Rektor UIN Yogyakarta Larang Festival Keadilan Berisi Kritik terhadap Pemerintah

Rektor UIN Yogyakarta Al Makin meminta pembatalan acara. "Bahaya," kata dia dalam pesan singkat soal alasan pembatalan itu.

Baca Selengkapnya