TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Sekitar 15 ribu korban gempa di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, masih berada di tenda-tenda pengungsian. Kondisi mereka memprihatinkan karena tenda yang mereka gunakan sudah pada sobek. Jika hujan turun, tenda itu bocor dan mudah ambruk. Bupati Bantul Idham Samawi memerintahkan para camat dan kepala desa mencarikan penampungan warga itu supaya tidak kebingunan apabila hujan turun."Kenyataannya warga belum bisa membangun rumah dan masih tinggal di tenda. Tidak ada salahnya aparat pemerintah menumpang warga untuk sekadar tidur," katanya, Jumat.Menurut Idham, sekitar 105 ribu warga yang rumahnya roboh saat ini hanya tinggal sekitar 15 ribu yang berada di tenda-tenda. Mengenai seretnya pencairan dana rekonstruksi, hingga saat ini masih ada sekitar 2.400 kelompok masyarakat di Bantul yang belum mendapat bantuan dana rekonstruksi. Lambatnya pencairan dana, kata Idham, bukan disebabkan oleh kinerja pemerintah maupun karena tidak ada dana.Kesalahannya, kata Idham, terletak pada petugas konsultan yang lambat dalam mengajukan proposal.Dari pantauan di lapangan, ribuan warga itu mengeluh karena untuk membangun rumah, saat ini harga material naik. Untuk mendapatkan pasir harus pesan minimal dua hari sebelumnya. Batu bata merah harus pesan hingga seminggu sebelumnya. Harganya pun sekarang terus naik. Batu bata yang sebelumnya masih Rp 200 per buah, sekarang Rp 375 per buah.Syaiful Amin