TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Gubernur Daerah Istimewas Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta warga di lereng Merapi mewaspadai ancaman banjir lahar dingin. Pada musim hujan, kata Sultan, besar kemungkinan bakal terjadi banjir lahar dingin dari tumpukan material bekas letusan Merapi beberapa waktu lalu. Untuk menghindari jatuhnya korban, Sultan meminta warga selalu siaga."Terutama warga yang tinggal di sekitar aliran sungai, mereka harus aktif mengamati gejala ala. Apalagi warga di sekitar Sungai Gendol yang banyak tumpukan material vulkanik," kata Sultan, kemarin.Sultan juga meminta aparat pemerintah Kabupaten Sleman segera mengambil langkah antisipasi kemungkinan terjadinya banjir. Menurut Sultan, pembangunan dam atau sabo penahan gerak material vulkanik memang belum rampung.Dia berharap, pembangunan sabo segera selesai sebelum musim hujan tiba. Sabo yang dibangun, kata dia, diharapkan mampu menghambat gerakan material saat terjadi hujan.Saat terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi di sekitar puncak Merapi, akan diikuti banjir lahar dingin. Harapannya, jangan sampai aliran itu menyimpang atau meluber melebehi kapasitas sungai. "Jika sampai terjadi luberan dan penyimpangan, banjir lahar dingin bisa menjangkau permukiman penduduk," kata dia.Di tempat terpisah, Asisten Perencanaan Satuan Non Vertikal Tertentu Pengendalian Lahar Gunung Merapi, Suroso, mengatakan pembangunan enam sabo dikerjakan siang malam. Sebelum 20 Desember nanti, kata dia, enam sabo di alur Sungai Gendol dan Sungai Opak selesai."Material vulkanik yang keluar dari erupsi Merapi kemarin mencapai hampir 6 juta meter kubik. Saat ini sebagian besar material masih berada di bagian hulu sungai. Jika sabo selesai, setidaknya mampu menampung hingga 60 bahkan 70 persen material yang ada," kata Suroso.Syaiful Amin