Wiranto Tanggapi Usulan Komnas HAM Soal Nasib Rizieq Syihab Cs

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 10 Juni 2017 08:08 WIB

Menkopolhukam Wiranto (tengah) bersama Menkumham Yasonna H. Laoly (kiri), Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kanan), dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kanan) memberi keterangan pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, 8 Mei 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengatakan pemerintah tidak pernah melakukan kriminalisasi terhadap ulama sebagaimana dituduhkan kelompok tertentu. Menurut Wiranto, istilah kriminalisasi ulama tidak tepat digunakan di sini.

"Ulama yang mana? Pemerintah tidak kriminalkan ulama kalau tidak ada masalah," kata Wiranto di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat, 9 Juni 2017. Mantan Panglima ABRI (TNI) ini menegaskan pemerintah tidak bermaksud merendahkan ulama. Proses hukum yang sedang ditangani aparat Kepolisian adalah tindakan kriminal individu tertentu. "Apakah itu ulama, pedagang, politisi, atau birokrat, kalau menyangkut kriminal, ya, kami kriminalkan."


Baca: Komnas HAM Beberkan Laporan Rizieq, HTI, hingga Ketua MUI

Wiranto juga mengatakan menampung masukan dari Komnas HAM terkait perkara hukum ulama tertentu agar diselesaikan secara nonjudicial atau bukan lewat jalur hukum. Namun, Wiranto mengaku ingin memastikan terlebih dahulu apakah usulan itu datang atas nama lembaga Komnas HAM atau perorangan.

"Apakah ini pesan pribadi ataukah pesan yang dilaksanakan oleh Komnas HAM," kata Wiranto. Wiranto mengatakan ini seusai menerima perwakilan sejumah instansi seperti Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, Kepolisian, Kejaksaan, Badan Intelijen Negara, dan Komnas HAM di Kantor Kementerian Koordinator Polhukam.


Baca: Rizieq Diadukan ke Polda Bali Soal Video 2014, Pengacara: Ada Apa


Wiranto mengingatkan bahwa ada aturan dan mekanisme yang berlaku jika ingin menyelesaikan perkara di luar jalur hukum. "Kalau sudah masalah kriminal, didamaikan pun ada tata caranya yang jelas. Kami mendengarkan, tinggal nanti bagaimana pendekatan hukumnya," kata Wiranto.

Dalam rapat di Komnas HAM, muncul permintaan Presiden Joko Widodo mengambil kebijakan untuk meredam potensi konflik sosial, sehubungan dengan penanganan kasus kriminal sejumlah tokoh. Di antaranya, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab, Sekretaris Forum Umat Islam Al Khaththath, dan aktivis Sri Bintang Pamungkas.


Salah satu caranya, kata komisioner Komnas HAM Natalius Piga, Presiden Jokowi memerintahkan Kepolisian untuk menerbitkan SP3 (surat penghentian perkara penyidikan) terhadap mereka. "Seandainya Presiden Jokowi berkeinginan menyelesaikan secara komprehensif, maka dapat memerintahkan Kepolisian dan Kejaksaan untuk mengeluarkan SP3 atau seponering," kata Natalius Pigai pada Jumat, 9 Juni 2017.


Advertising
Advertising

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

7 hari lalu

Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, mendapat sorotan publik. Berikut sejumlah kontroversi Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

13 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

13 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

22 hari lalu

Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

Kecanduan pornografi meningkat di masa pandemi Covid-19 bahkan anak yang masih kecil pun sudah terpapar.

Baca Selengkapnya

Anak Hobi Bermain Game, Orang Tua Diminta Perhatikan Ratingnya

23 hari lalu

Anak Hobi Bermain Game, Orang Tua Diminta Perhatikan Ratingnya

Orang tua diminta mengawasi anak ketika bermain game dengan memperhatikan rating atau klasifikasi yang tertera sesuai usia anak.

Baca Selengkapnya

Kapolri dan Menko Polhukam Pantau Arus Mudik dari Monas hingga Pelabuhan Merak, Bagaimana Kesiapan Operasi Ketupat 2024?

31 hari lalu

Kapolri dan Menko Polhukam Pantau Arus Mudik dari Monas hingga Pelabuhan Merak, Bagaimana Kesiapan Operasi Ketupat 2024?

Kapolri Listyo Sigit Prabowo lakukan pengecekan arus mudik untuk persiapan pengamanan mudik lebaran 2024 bersama Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.

Baca Selengkapnya

Sempat Maju-Mundur Penetapan Suara Pemilu 2024 oleh KPU, Menko Polhukam Memastikan Tepat Waktu

44 hari lalu

Sempat Maju-Mundur Penetapan Suara Pemilu 2024 oleh KPU, Menko Polhukam Memastikan Tepat Waktu

Tenggat rekapitulasi suara oleh KPU sempat simpang siur hingga Menko Polhukam Hadi Tjahjanto instruksikan akan tepat waktu 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Hadi Tjahjanto Akui Jalin Komunikasi dengan Elite Politik

44 hari lalu

Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Hadi Tjahjanto Akui Jalin Komunikasi dengan Elite Politik

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto mengakui telah menjalin komunikasi dengan elite politik menjelang penetapan hasil pemilu oleh KPU. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

46 hari lalu

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.

Baca Selengkapnya

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

46 hari lalu

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.

Baca Selengkapnya