Sidang Suap Pajak, Dirjen Pajak Dicecar Soal Bertemu Ipar Jokowi

Rabu, 31 Mei 2017 20:10 WIB

Adik ipar Presiden Joko Widodo, Arif Budi Sulistyo, diduga menjadi penghubung dalam penyelesaian masalah pajak antara bos PT EK Prima Ekspor Indonesia dan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi. Terdakwa penyuap pejabat Direktur Jenderal Pajak, Ramanicker Rajamohan Nair, mengaku pernah meminta bantuan Arif Budi Sulistyo untuk menyelesaikan masalah pajak PT EK Prima.

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis hakim pada sidang kasus dugaan suap pajak mencecar Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi soal pertemuan dengan adik ipar Presiden Jokowi, Arif Budi Sulistyo, dan Dirut PT Bangun Bejana Baja Rudi Priambodo Musdiono di kantornya yang membahas tax amnesty (TA).

"Kita sudah memeriksa Direktur Kepatuhan Internal Ditjen Pajak, ada semacam kode etik yang harus ditaati, tidak gampang wajib pajak menemui Dirjen Pajak apalagi kalau perusahaannya ada permasalahan?" tanya hakim Ansyori Saifuddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu, 31 Mei 2017.

Baca: Adik Ipar Terkait Suap Pajak, Jokowi: Diproses Hukum Saja

"Saya gampang ditemui di kantor lantai 5, di ruang rapat Dirjen, dan bisa menemui lewat sekretariat," jawab Ken Dwijugiasteadi.

Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi menjadi saksi untuk terdakwa mantan Kepala Subdirektorat Pemeriksaan Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak, Handang Soekarno yang diduga menerima suap sebesar US$ 148.500 (sekitar Rp 1,98 miliar) dari Country Director PT EK Prima Ekspor (EKP) Ramapanicker Rajamohanan Nair.

Dalam sidang, Ken Dwijugiasteadi mengaku hanya memberikan penjelasan kepada Arif dan Rudi mengenai prosedur TA karena perusahaan Arif berada di Solo namun TA ingin dilakukan di Jakarta. Adapun dalam dakwaan jaksa, pertemuan Ken dengan adik ipar Jokowi dan Rudi Priambodo Musdiono tersebut termasuk rangkaian dari upaya agar perusahaan milik Rajamohanan dapat melakukan TA meski bermasalah. Rajamohanan meminta bantuan Handang melalui Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus Muhammad Haniv yang juga diperantarai oleh Rudi.

Hakim Ansyori lantas menanyakan prosedur TA yang semestinya dapat ditanyakan wajib pajak ke kantor pelayanan pajak setempat. "Bisa tapi mungkin tidak cukup. Pejelasan memang tidak rumit tapi apakah WP (wajib pajak) mengerti atau tidak itu urusan lain," ujar Ken menjawab Hakim Ansyori.

Simak pula: Sidang Lanjutan Suap Pejabat Pajak, Peran Adik Ipar Jokowi?

Ketua Majelis Hakim Frankie Tumbuwun juga mengejar jawaban Ken Dwijugiasteadi soal adanya perlakuan khusus terhadap wajib pajak tertentu sehingga Dirjen Pajak langsung turun tangan. "Apakah ada keharusan jika masalah wajib pajak dibawa ke bapak?" tanya hakim Frankie Tumbuwun.

"Tidak ada, tidak pernah membicarakan masalah WP per WP, tapi hanya membicarakan permasalahan secara global," jawab Ken.

Soal lama waktu pertemuannya dengan adik ipar Jokowi itu juga ditanyakan hakim dan Ken menjawab, "Tidak sampai 30 menit, saya hanya memberikan penjalasan tax amnest' memakai slide, saat itu juga ada sekretaris saya namanya Hendri. Mereka tanya kalau perusahaannya Pak Arief di Solo apakah bisa ikut tax amensty di Jakarta, saya katakan bisa saja, tapi akan repot karena berkasnya kan di Solo".

ANTARA


Berita terkait

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

3 menit lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

9 menit lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

1 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

2 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

2 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

5 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

5 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

6 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

7 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya