Saleh Djamhari Wafat, Taufik: Dia Ahli Sejarah Militer yang Lurus  

Reporter

Minggu, 28 Mei 2017 08:24 WIB

Sejarawan Taufik Abdullah. Tempo/Ratih Purnama

TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan Taufik Abdullah mengatakan almarhum Kolonel (Purn) Saleh Asad Djamhari adalah ahli sejarah militer yang langka di Indonesia, karena saat ini nyaris belum ada penggantinya.

“Kesungguhan dan ketepatan waktu dalam bekerja yang membuatnya mengungguli rekan-rekannya di dunia sejarah militer Indonesia,” kata Taufik saat mengantarkan jenazah Saleh Asad Djamhari di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 Mei 2017.

Menurut Taufik, Saleh adalah ahli sejarah militer yang lurus. “Tidak mau bengkok atau dibengkok-bengkokkan. Bagi almarhum, dua dikali dia adalah empat, tidak tiga atau lima,” ujar Taufik.


“Karakter ini didukung begitu Saleh ditempa di dunia militer dan menjadi sejarawan militer,” ucap Taufik.


Baca juga: Perang Jawa, Diponegoro, dan Sejarah Korupsi Indonesia


Itu sebabnya, kata Taufik, saat membuat disertasi untuk gelar doktornya di Universitas Indonesia, Saleh menggunakan seluruh daya upaya kemiliterannya untuk mengeksplorasi banyak arsip tentang Perang Jawa (1825-1830).

Disertasi yang berjudul “Stelsel Benteng dalam Pemberontakan Diponegoro 1827-1830 Suatu Kajian Sejarah Perang” pada 2007 diterbitkan Komunitas Bambu pada 2014 dengan judul Strategi Menjinakkan Diponegoro: Stelsel Benteng, 1827-1830.

“Perpaduan antara kecintaannya dengan militer, ilmu serah militer, dan pribadi yang militer, membuat karya itu menjadi monumental,” kata Taufik.


Taufik mengaku mengenal Saleh sejak kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
“Kami sama-sama kuliah di Jurusan Sejarah UGM, dia yunior saya, dan sama-sama aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),” ujar Taufik. Setelah lulus, Taufik dan Saleh ke Jakarta, namun berbeda pekerjaan.


Advertising
Advertising

“Kami bertemu lagi dalam beberapa proyek penelitian di Pusat Sejarah ABRI dan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,” ucap Taufik.

Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi, mengatakan Saleh Asad Djamhari meninggalkan banyak karya ilmiah tentang sejarah militer Indonesia. “Meski sudah meninggal, namun karya-karyanya tetap hidup,” kata Susanto.

Saleh, kata Susanto, pernah bekerja sebagai staf teknis Lembaga Sejarah dan Antropologi Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan di Jakarta pada tahun 1960-an. “Kemudian menjadi tentara,” kata Susanto.

Menurut Susanto, Saleh bergabung di Universitas Indonesia untuk mengajar mata kuliah sejarah militer sejak menjadi asisten Nugroho Notosusanto, ahli sejarah militer yang juga Rektor Universitas Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1980-an.


“Pak Saleh adalah tangan kanan Pak Nugroho dalam sejarah militer,” kata Susanto. Meski usianya sudah 70 tahun, Susanto menambahkan, Saleh masih gagah dan bersemangat saat kuliah untuk mengambil gelar doktornya di Universitas Indonesia.


“Pak Saleh amat bersungguh-sungguh dalam belajar. Kalau dulu saya diajar oleh beliau, belakangan malah saya menjadi pembimbing dan mengujinya,” ujar Susanto. “Mental prajuritnya terlihat di sini,” kata Susanto.

Menurut Susanto, disertasi Saleh tentang studi Perang Diponegoro yang dibuat dengan sangat rinci. Perang yang dalam sejarah kolonial dikenal sebagai perang terhebat dan memakan biaya sangat besar sehingga kas negara terkuras itu dibahas dengan lengkap.

“Pak Saleh menghitung kekuatan Belanda untuk melemahkan Pangeran Diponegoro dengan 250 benteng, namun tetap tidak berhasil. Kekuatan Belanda dan Diponegoro dihitung dengan rinci dan detail,” kata Susanto.


Simak juga:Masjid Ini Dipercaya sebagai Peninggalan Pangeran Diponegoro


Selain tentang Diponegoro, Saleh juga menulis beberapa buku, diantaranya PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dalam Perang Kemerdekaan dan dengan beberapa sejarwan lainnya, Saleh menulis buku Perjalanan Seorang Prajurit Pejuang dan Profesional: Memoar Jenderal TNI (Purn.) Soemitro.

“Terakhir, Pak Saleh bersama saya dan Taufik Abdullah menyelesaikan satu bab buku Sejarah Nasional Indonesia dan Indonesia dalam Arus Sejarah,” kata Susanto.

ALI ANWAR

Berita terkait

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

6 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

59 hari lalu

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

59 hari lalu

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

59 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.

Baca Selengkapnya

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

3 Desember 2023

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

Doni Monardo jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.

Baca Selengkapnya

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

26 Agustus 2023

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

Arist Merdeka Sirait meninggal dalam usia 63 tahun pada pukul 08.30 WIB di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

10 Juli 2023

Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

Luis Suarez merupakan pesepak bola yang aktif di era 50 hingga 70-an dan pernah menyabet Ballon d'Or, pernah memperkuat Barcelona dan Inter Milan.

Baca Selengkapnya