Akibat Bom Kampung Melayu, 2 Polisi Terganggu Pendengarannya  

Reporter

Kamis, 25 Mei 2017 08:16 WIB

Aparat kepolisian mengangkat kantong mayat tempat terjadinya ledakan bom di Halte dan parkiran terminal Kampung Melayu Jakarta, 24 Mei 2017. TEMPO/ Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Dua anggota Kepolisian RI mengalami gangguan pendengaran akibat suara ledakan bom yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu malam, 24 Mei 2017.

Informasi dari lokasi kejadian, Kamis dinihari, 25 Mei 2017, dua anggota Polri tersebut bernama M. Riski dan Wira. Keduanya mengalami telinga berdengung akibat kerasnya suara ledakan. Saat ini, keduanya telah diberi obat tetes telinga di unit ambulans yang berada di lokasi. Saat ledakan terjadi, mereka sedang bertugas jaga di lokasi yang berjarak beberapa meter dari kejadian. (Baca: Bom Kampung Melayu, Pakar UI: Targetnya Memecah Belah Bangsa)

Berdasarkan keterangan saksi, Aris, 27 tahun, pengendali bus Transjakarta, ledakan di Terminal Kampung Melayu terdengar dua kali.

Ledakan pertama terdengar sekitar pukul 21.00 WIB. Ledakan kedua terjadi sekitar sepuluh menit kemudian. Ledakan terjadi di depan WC umum Terminal Kampung Melayu. Sejumlah korban dilarikan ke Rumah Sakit Premier, Jatinegara, dan lainnya ke RS Budi Asih.

Korban bom bunuh diri di Kampung Melayu ditangani secara intensif. Salah satunya Bripda Yogi Aryo Yudistiro, 22 tahun, yang kondisinya paling parah di antara tiga korban bom yang dirawat di RS Premier. (Baca: Besuk Korban Bom, Teten Masduki: Kita Tak Boleh Takut)

Menurut Suyatno dari bagian pengawas RS Premier, Yogi mesti menjalani setidaknya tiga kali operasi akibat bom Kampung Melayu, yakni operasi patah tulang, operasi plastik, dan operasi mata. "Lengan kiri dan kaki kiri perlu dioperasi karena patah," ujar Suyatno saat ditemui Tempo, Kamis dinihari, 25 Mei 2017, di RS Premier. (Baca: Bom Kampung Melayu, 4 Korban Dirawat di RS Premiere Jatinegara)

Yogi sampai saat ini masih menjalani operasi. Operasi dimulai tadi malam sekitar pukul 23.30 WIB. Ayah Yogi, Yuli Hari Utomo, 51 tahun, menuturkan kondisi anaknya amat mengkhawatirkan. Yuli berharap anaknya segera pulih.

"Anak saya sempat berucap, ‘Doain ya’," kata Yuli menirukan Yogi. Yuli tak kuasa terus-menerus melihat anaknya yang menderita akibat bom Kampung Melayu. Dia ingin anaknya segera sembuh. "Doakan, saya yakin anak saya bisa pulih kembali." (Baca: Ledakan di Kampung Melayu, Polri: Ini Terkait Serangan Global)

ANTARA | DEVY ERNIS







Advertising
Advertising

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

11 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya