Cat Merah Patung Sudirman Dibersihkan, DPRD DIY Meminta Maaf

Reporter

Selasa, 16 Mei 2017 22:52 WIB

Anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta melakukan aksi teatrikal di depan Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman, Gedung DPRD DI. Yogyakarta, Rabu (17/10). Para wartawan dari berbagai media menggelar aksi mengecam aksi penganiayaan dan perampasan terhadap 5 orang wartawan oleh oknum perwira TNI AU di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Pelestarian Warisan dan Cagar Budaya Yogyakarta mulai membersihkan patung Jenderal Sudirman karya pelukis dan pematung Hendra Gunawan yang dicat merah di halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembersihan patung dilakukan setelah melewati proses diskusi panjang Sekretariat DPRD, Wakil Ketua DPRD, pematung, dan peneliti seni rupa.

Pelaksana tugas Sekretaris DPRD DIY Benny Suharsono mengatakan petugas Balai Pelestarian Warisan dan Cagar Budaya membutuhkan waktu sepekan untuk membersihkan patung berukuran jumbo itu. Mereka bertugas mengembalikan patung seperti aslinya atau tanpa cat pada 15-21 Mei 2017. "Pembersihan dilakukan hati-hati supaya tidak merusak patung," kata Benny, Selasa, 16 Mei 2017.

Baca: Saat Tubuh Ringkih Pak Dirman Dicoreng Merah

Sebelum pembersihan cat, petugas menguji sampel patung di laboratorium sebagai bahan konservasi. Menurut Benny, Sekretaris DPRD telah berkonsultasi dengan Asosiasi Pematung Indonesia, perupa, dan peneliti seni rupa Mikke Susanto untuk memastikan langkah restorasi itu tidak merusak patung. Pembersihan patung dibiayai Dinas Kebudayaan DIY sebesar Rp 13-16 juta.

Sekretaris Dewan, kata Benny, sedang memikirkan upaya untuk menjadikan patung karya maestro Hendra Gunawan dan patung-patung lain karya perupa penting Indonesia zaman pemerintahan Soekarno kelak sebagai patung untuk wisata edukasi publik. Di halaman DPRD juga terdapat patung karya perupa Trubus dan Edhi Sunarso. Ide wisata edukasi itu muncul dari hasil audiensi para perupa, peneliti seni rupa dengan Sekwan dan Pimpinan DPRD DIY.

Simak: Patung Sudirman Diteliti Balai Pelestarian Cagar Budaya

Wakil Ketua DPRD DIY Dharma Setiawan meminta maaf kepada masyarakat, seniman dan budayawan atas keteledoran pengecatan patung Sudirman. Ia meminta Sekretaris Dewan berhati-hati memperlakukan benda-benda karya seni, produk budaya, dan heritage yang punya nilai sejarah. "Jangan ceroboh sehingga membuat turunnya kualitas dan menghilangkan jejak benda-benda bersejarah itu," kata Dharma.

Peneliti seni rupa, Mikke Susanto, mengatakan pembersihan cat patung Sudirman bagian dari konservasi karya-karya seni di Indonesia, terutama patung yang dipajang untuk publik. Patung Sudirman menjadi satu di antara patung yang bernilai sejarah penting bagi Indonesia, setara dengan patung-patung publik utama di Jakarta. "Patung Sudirman bukan hanya karya seni rupa, tapi artefak sejarah Indonesia di era revolusi kemerdekaan," kata Mikke.

Lihat: Estetika Rusak, Seniman Protes Pengecatan Patung Sudirman

Konservasi patung itu, kata dia perlu dilakukan sesuai dengan aslinya sehingga perlu dukungan foto-foto atau arsip-arsip yang satu zaman dengan patung sebelum dicat merah. Ia juga mendorong DPRD untuk menyosialisasikan konservasi patung itu kepada publik sebagai pelajaran sejarah yang berharga.

Mikke menyarankan agar ada upaya membuat konsep gedung DPRD sebagai museum. Gedung rakyat itu punya peran penting tidak hanya untuk urusan sosial politik, tetapi juga urusan seni. "Gubernur DIY bersama anggota legislatif perlu memberdayakan gedung dan segala isinya, termasuk mereka yang bekerja di dalamnya," kata dia.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

21 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

25 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

45 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

51 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya