30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Reporter

Kamis, 11 Mei 2017 18:45 WIB

Beberapa ekor Kukang yang disita dari pelaku penjual hewan dilindungi, 5 Oktober 2016. TEMPO/Inge Klara

TEMPO.CO, Kuningan - Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) wilayah Jawa Barat bersama dengan Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Primata IAR Indonesia serta Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tempo, kukang jawa yang terdiri dari 18 individu betina dan 12 individu jantan tersebut dilepaskan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai hari ini, Kamis, 11 Mei 2017. Kukang korban perdagangan secara online tersebut sebelumnya telah dipindahkan dari Pusat Rehabilitasi ke kawasan habituasi di Taman Nasional Gunung Ciremai secara bertahap sejak 19 April 2017. Mereka dibiarkan beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan alam sebelum akhirnya dilepasliarkan ke habitatnya.

Wendi Prameswari, dokter hewan IAR Indonesia, menjelaskan sebenarnya kondisi kukang saat penyelamatan terlihat mengkhawatirkan. Sebab, kukang tersebut ditumpuk dalam kandang buah yang sempit oleh pedagangnya. “Tapi perilaku mereka masih cukup liar,” kata Wendi. Ini dikarenakan gigi mereka masih utuh karena belum sampai ke tangan pemelihara. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk pemulihan di pusat rehabilitasi hingga waktu pelepasliarannya.

Kukang atau yang dikenal dengan nama lokal malu-malu merupakan primate nocturnal atau aktif di malam hari. Kukang dilindungi oleh UU No 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999. Kukang juga termasuk dalam Apendiks I oleh Convention International on Trade of Endangered Species yang artinya dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Namun, menurut Wendi, sekalipun kukang yang disita masih dalam kondisi liar, untuk memerdekakan mereka tetap membutuhkan biaya dan tenaga yang cukup besar.

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat, Sustyo Iriyono, menjelaskan bahwa saat ini kesadaran masyarakat Jawa Barat semakin besar untuk menyerahkan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data BBKSDA Jawa Barat, selama 2017 tercatat sebanyak 124 satwa liar dilindungi diserahkan oleh masyarakat. “Angka ini juga menunjukkan bahwa pemeliharaan satwa dilindungi pada masyarakat masih cukup tinggi,” katanya.

Untuk itu BBKSDA secara aktif melakukan tindakan persuasive untuk menggugah kesadaran masyarakat agar tidak menyerahkan satwa liar yang dilindungi.

Sedangkan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Padmo Wiyoso, menjelaskan bahawa setelah Gunung Ciremai definitif menjadi taman nasional, maka perlu untuk mengembalikan ekosistem ini mendekati kondisi aslinya. “Termasuk dengan mengembalikan keanekaragaman hayati satwa liar di dalamnya,” kata Padmo.

IVANSYAH

Berita terkait

Libur Lebaran Pengunjung Destinasi Wisata di Kuningan dan Cirebon Meningkat

19 hari lalu

Libur Lebaran Pengunjung Destinasi Wisata di Kuningan dan Cirebon Meningkat

Meski ada peningkatan, jumlah pengunjung pada libur Lebaran tahun ini belum sebanyak tahun lalu

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

19 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

32 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

36 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

37 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

38 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Bersiap Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran, Kabupaten Kuningan Gelar Lomba Sapta Pesona

45 hari lalu

Bersiap Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran, Kabupaten Kuningan Gelar Lomba Sapta Pesona

Setiap pengelola objek wisata di Kuningan diharapkan bisa menyiapkan lokasi wisata dengan baik untuk libur Idul Fitri tahun ini.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

48 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

57 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya