TEMPO.CO, Banda Aceh - Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam tengah mempersiapkan kelengkapan dokumen agar nisan kuno koleksi Museum Aceh diakui sebagai warisan dunia. Mereka akan mendaftarkan nisan-nisan tadi ke UNESCO. "Agar mendapat pengakuan sebagai warisan dunia," kata Sekretaris daerah Aceh, Dermawan, Selasa 9 Mei 2017.
Museum Aceh memamerkan puluhan dari limaribuan batu nisan pada Selasa 9 Mei 2017. Puluhan batu nisan itu dipajang di atas balok warna putih dalam Museum Aceh. Ada yang dipercaya berusia empat abad, adapula yang berusia sembilan abad. Batu nisan itu memiliki bentuk yang berbeda dari batu nisan yang jamak ditemui pada masa kini.
Baca: Museum Aceh Pamerkan Batu Nisan
Nisan-nisan itu berwarna kuning keemasan. Lekukan-lekukan dan pahatan di keempat sisinya dekat kepada peradaban Islam yang berkembang di Nanggroe Aceh Darussalam. Di dekat deretan nisan tadi, gambar-gambar batu nisan masa lalu juga dipajang di tembok museum. Foto itu diambil dari pusat-pusat peradaban masa lalu Nanggroe Aceh Darussalam.
Batu-batu nisan serupa memang banyak ditemukan di negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Brunei dan Filipina. Dermawan menganggap kesamaan model batu nisan itu menandai hubungan Aceh dengan negara tetangga, khususnya di Asia Tenggara.
Limaribuan koleksi batu nisan kuno Museum Aceh ini berasal dari bekas Kerajaan Lamuri Aceh Besar, bekas Kerajaan Samudera Pasai di Aceh Utara, dan peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam. Kepala Museum Aceh, Jubaidah mengatakan semua koleksi museum itu dipamerkan hingga 12 Mei nanti. "Di luar waktu ini, ruang museum terbuka untuk pengunjung," kata dia.
ADI WARSIDI
Berita terkait
Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan
4 hari lalu
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.
Baca SelengkapnyaGratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini
19 Februari 2024
Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.
Baca SelengkapnyaRekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek
8 Februari 2024
Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya
Baca SelengkapnyaMakam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya
26 Januari 2024
Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.
Baca SelengkapnyaMengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya
23 Januari 2024
Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?
Baca Selengkapnya4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya
4 Januari 2024
Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.
Baca SelengkapnyaProfil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48
6 Desember 2023
Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.
Baca SelengkapnyaKisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad
21 November 2023
Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.
Baca Selengkapnya6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia
21 November 2023
Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.
Baca SelengkapnyaKisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan
19 November 2023
Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.
Baca Selengkapnya