Keluarga Besar NU Kota Bandung Tuntut Bubarkan HTI
TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto yang akan membubarkan organisasi massa (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI mendapatkan tanggapan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno.
Terkait dengan rencana pemerintah membubarkan HTI, Adi mengharapkan pemerintah tak melulu hanya kritis terhadap kelompok Islam yang dituding anti-Pancasila. Banyak aktivitas kelompok lain yang berpotensi pula merongrong negara, seperti kelompok separatis yang ingin Papua Barat merdeka dan aktivitas yang ditengarai berpotensi memunculkan kembali bibit komunisme di Indonesia.
“Ini semua dilakukan untuk memberikan rasa keadilan kepada masyarakat. Potensi anti-Pancasila bukan hanya dari kalangan Islam. Kalangan lain juga banyak,” kata Adi.
Menurut dia, mulai hari ini, pemerintah harus proaktif melakukan sweeping terhadap semua ormas yang berpotensi merongrong ideologi negara. “Pembubaran ormas jangan hanya berhenti di HTI, karena banyak ormas lain yang tak senapas dengan Pancasila dan NKRI,” ujar Adi.
Selain itu, Adi berpendapat, pemerintah harus memikirkan efek psikologis pendukung HTI. “Tentu mereka serta keluarga besarnya shock dan malu karena dianggap anti-Pancasila, anti-demokrasi, dan merongrong negara,” tuturnya.
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
8 Maret 2024
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
Enam orang itu meminta Kapolri usut izin acara Metamorfoshow di TMII yang diduga bagian dari HTI.