Warga adat Tengger dan wisatawan memadati puncak Gunung Bromo saat berlangsung ritual Yadnya Kasada di Pura Agung Poten, Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, 21 Juli 2016. Prosesi Yadnya Kasada tetap dilakukan oleh warga Hindu Tengger meskipun Gunung Bromo berstatus Waspada level II. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Lumajang - Sejumlah seniman tari nusantara berkumpul dan akan meramaikan ajang 'Menari di Atas Awan' pada Sabtu dan Ahad, 6-7 Mei 2017 di Puncak B-29, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
'Menari di Atas Awan', menurut Abdullah Al Kudus, salah satu penggagas acara ini merupakan ajang pertemuan para penari profesional dari berbagai daerah dan mancanegara.
Mereka akan menari secara bersama ataupun bergantian dengan latar belakang lautan pasir dan Gunung Bromo yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromp Tengger Semeru (TN BTS). Menurut Abdullah Al Kudus yang biasa disapa A'ak, sejumlah seniman tari diantaranya berasal dari Solo, Magelang serta Jawa Timur.
Selain untuk memperingati Hari Tari Se-Dunia yang jatuh setiap 29 April, kegiatan ini juga menjadi ajang promosi Puncak B-29. "Keberadaan obyek wisata B 29 ini memang minim promosi. Diperlukan inovasi-inovasi mumpuni untuk menarik wisatawan agar datang ke tempat ini," ujar A'ak. Simak pula : Hujan Ekstrim di Bandung, Ridwan Kamil: Awas Pohon Terlalu Jabrik
Puncak B-29 merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang berpotensi mendongkrak pariwisata di Kabupaten Lumajang. Puncak B-29, bagi wisatawan, sisi lain bagaimana menikmati puncak Bromo serta lautan pasirnya.
Fenomena 'Awan Tumpah' menjadi salah satu atraksi alam yang menakjubkan jika dilihat dari puncak B-29, selain pemandangan matahari terbit dan matahari tenggelam.
Dalam kegiatan 'Menari di Atas Awan' ini, para penari juga akan membawakan tariannya pada momen-momen ketika matahari terbit dan juga mataheri tenggelam. Selain acara tari-tarian, rangkaian kegiatan 'Menari di Atas Awan' ini juga akan diselingi dengan pagelaran musik, sarasehan seni, workshop tari hingga upacara adat serta pagelaran kesenian lokal wilayah Tengger.