Koalisi Penyelamat Hutan: 2,7 Hektare Hutan Hilang dalam 6 Tahun

Reporter

Kamis, 4 Mei 2017 23:04 WIB

Ilustrasi upaya pemadaman kebakaran hutan. ANTARA/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global mengindikasikan sedikitnya 2,7 juta hektare hutan hilang selama 6 tahun pelaksanaan moratorium pemberian izin baru serta penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut.

Setiap tahunnya, 28 persen titik api telah menghancurkan kawasan hutan yang dilindungi dalam peta moratorium tersebut. “Logika kebijakan ini seharusnya luasan hutan dan gambut yang diselamatkan bertambah, namun sebaliknya justru berkurang dengan alasan dan proses yang tidak jelas," ujar anggota Forest Watch Indonesia, Linda Rosalina, dalam keterangan tertulis, Kamis, 4 Mei 2017.

Baca: Polda Riau dan BMKG: Kerawanan Kebakaran Hutan 2017 Cukup Tinggi

Alih fungsi wilayah yang telah terbakar pun belum diketahui arahnya. Linda menilai kebijakan tersebut tidak transparan sehingga tidak efektif. Koalisi mempertanyakan komitmen pemerintah terkait perbaikan hutan gambut yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut.

Namun kebijakan yang diperpanjang dengan Inpres Nomor 6 tahun 2013 dan Inpres Nomor 8 tahun 2015 dinilai tak lengkap karena tanpa substansi perlindungan.

Anggota Epistema Institute, Yustinq Murdiningrum, menambahkan bahwa moratorium selama 6 tahun tak menyelesaikan masalah. "Dan belum berdampak signifikan terhadap upaya penyelamatan hutan alam dan gambut yang tersisa," ujar dia.

Simak: Kebakaran Hutan Bisa Lebih Parah dari 2016, Ini Sebabnya

Salah satu penyebab hilangnya lahan, kata dia, adalah kebakaran hutan. Pada 2015 saja, terdapat 69.044 titik api dalam skala nasional. "Sekitar 31 persen atau 21.552 titik api justru terdapat di wilayah yang dinyatakan dilindungi dalam Peta Indikatif Penundaan Pemberian Ijin Baru (PIPPIB)," ujar Zainuri Hasyim dari Kaoem Telapak yang juga menjadi anggota koalisi.

Tren titik api, menurut dia, cenderung meningkat pada 2016. Rata-rata sebaran titik api di wilayah PIPPIB sejak 2011 hingga 2016 sekitar 28 persen dari sebaran titik api (skala) nasional.

Masalah primer yang dicatat koalisi tersebut pun beragam, mulai dari Inpres sebagai dokumen non-legislatif yang tak memiliki konsekuensi hukum jika tidak dilaksanakan.

Lihat: Wiranto Minta Ada Anggaran Khusus Pencegahan Kebakaran Hutan

Koalisi mempertanyakan substansi Inpres yang tak melibatkan peran Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Ekspansi perkebunan dan tambang yang menggerogoti kawasan hutan seharusnya menjadi alasan untuk memasukkan kedua kementerian tersebut," kata anggota Yayasan Lingkungan Hidup (Yali) Papua, Yoseph Watopa.

Kebijakan pemerintah pun dinilai mengecualikan hutan sekunder, sehingga sebagian besar cakupannya adalah wilayah yang sudah dilindungi undang-undang.

Perbedaan tafsir mengenai kategori lahan gambut antara pemerintah daerah dan unit pelaksana teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun dipermasalahkan. "Sehingga lahan gambut yang seharusnya dimasukkan ke dalam PIPPIB justru dikeluarkan pada revisi PIPPIB berikutnya," tutur Yoseph.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

46 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

18 September 2023

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

Jokowi akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.

Baca Selengkapnya

115 Hektare Kebakaran Hutan dan Lahan di Lumajang Berhasil Dilokalisir

13 September 2023

115 Hektare Kebakaran Hutan dan Lahan di Lumajang Berhasil Dilokalisir

Sebagian besar berada wilayah Desa Ranupani dan Desa Argosari, yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS)

Baca Selengkapnya