Jokowi Klarifikasi Tuduhan Salah Klaim Soal Pertumbuhan Ekonomi  

Reporter

Kamis, 4 Mei 2017 19:39 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpose di sebelah patung lilin dirinya di Museum Madame Tussauds di Hong Kong, 1 Mei 2017. Berikut momen saat Jokowi bertemu "kembarannya" pada hari kedua kunjungannya di Hong Kong. AP Photo/Handout

TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo menyelipkan klarifikasinya perihal tuduhan dirinya asal mengklaim Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia. Ketika membuka Rakornas Maritim di TMII, Jokowi sekilas menyampaikan bahwa Indonesia bukan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia.

”Ya, pertumbuhan ekonomi kita baik seperti yang sudah disampaikan Pak Menko Maritim. Kita nomor 3 di antara negara G-20. Iya benar,” ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya, Kamis, 4 Mei 2017.

Baca juga:
Tulisan Lengkap Ekonom Asing yang Sebut Data PDB Jokowi Konyol
Istana Bantah Ekonom Asing Soal Data Ekonomi Jokowi

Sebagaimana telah diberitakan, Presiden Joko Widodo dikritik ekonom asing, Jake Van Der Kamp, dalam kolom bisnis South China Morning Post (SCMP). Menurut dia, Jokowi memakai data yang salah saat menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar ketiga di dunia dalam acara Forum Bisnis Indonesia-Hong Kong. Pasalnya, pada data dia, Indonesia berada di peringkat ke-13, bukan ke-3.

Tak lama kemudian, Istana Kepresidenan dan Kementerian Keuangan mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo. Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, misalnya, menyatakan Jokowi tidak menyebut pertumbuhan ekonomi itu dengan dunia sebagai acuan, melainkan negara-negara G-20. Lagi pula, kata Teten, data yang dipakai Presiden Jokowi sudah beberapa kali dinyatakan.

Baca pula:
Optimistis, Jokowi Patok Ekonomi 2018 Tumbuh Hingga 6,1 Persen
Kepala BPS Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Lebih Baik

Presiden Jokowi tidak mengelaborasi lebih lanjut soal pertumbuhan ekonomi itu. Ia hanya mengatakan, jika Indonesia tidak segera memperbaiki kemudahan berusaha dan pelayanannya, peringkat ketiga itu akan lepas dari genggaman.

”Negara yang cepat itu yang akan mengalahkan negara yang lambat, siapa pun itu. Kalau masih linear, monoton, dwelling time masih 6-7 hari kayak dulu-dulu, ya, sudah ditinggal,” ujar Jokowi.

ISTMAN M.P.



Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

12 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

15 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

18 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

19 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

22 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya