Jusuf Kalla Sebut 3 Hal Berubah Drastis setelah Reformasi 98

Reporter

Rabu, 3 Mei 2017 18:30 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla, menandatangani hari pertama prangko peringatan World Press Freedom Day, di Jakarta Convention Center, Jakarta, 3 Mei 2017. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan reformasi 1998 telah menyebabkan tiga hal berubah secara drastis di Indonesia. Salah satu dari perubahan itu adalah kebebasan pers.

Menurut Kalla, tiga hal yang berubah drastis tersebut adalah kekebasan berpendapat, sistem nasional yang sangat demokratis, serta otonomi daerah. "Dan salah satu syarat demokrasi dan otonomi itu adalah kebebasan pers," kata Kalla, saat membuka acara World Press Freedom Day, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Mei 2017.

Baca juga: Buka WPFD 2017, Jusuf Kalla: Penting Menjaga Kebebasan Pers

Kalla mengatakan tiga hal tersebut adalah tiga serangkai hasil reformasi 1998. Karena itu, hampir 20 tahun usia reformasi, kebebasan pers sangat dihargai dan dilindungi dalam UUD 1945 sebagai hak asasi manusia. "Kebebasan pers di Indonesia sangat fundamental, sangat penting untuk kita semua, untuk menjaga berlangsungnya hal-hal yang penting ini," kata Kalla.

Menurut Kalla, banyak pertanyaan soal praktek demokrasi di Indonesia. Pertanyaan muncul karena rasa heran bagaimana Indonesia dengan pendududuk mayoritas Muslim bisa menjalankan demokrasi dan kebebasan pers secara bersamaan. "Banyak negara di dunia ini tidak bisa menyatukan tiga hal tersebut. Tapi indonesia dapat menyatukan demokrasi, otonomi, kebebasan pers secara bersamaan," kata Kalla.

Kalla mengatakan reformasi telah menimbulkan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Jika sebelumnya, penerbitas produk pers harus mendapat izin pemerintah, kini tidak perlu ada izin-izin lagi. Tak heran jika kini ada sekitar 2 ribu media cetak di Indonesia.

Begitu juga dengan radio yang hanya butuh izin frekuensi. Kini ada 1.100 radio di Indonesia, 394 atau hampir 400 televisi, baik tv nasional maupun daerah. Belum lagi ada sekitar 43 ribu media online. Semua kemunculan ini, kata Kalla, menyebabkan berkembangnya ekspresi di Indonesia.

Meski demikian, Kalla mengingatkan kebebasan pers tetaplah punya tanggung jawab. Sebab kebebasan itu bukan hanya untuk kebebasan. Tetapi kebebasan untuk bagaimana memajukan negara. Menurut Kalla, hal yang sangat penting yang harus menjadi pertimbangan dalam kebebasan adalah ada keadilan di atas kebebasan. Di atas keadilan ada kedamaian yang harus tercipta. "Apabila media bebas tapi tidak ada kedamaian, menimbulkan konflik, tentu media harus bertanggung jawab," kata Kalla.

AMIRULLAH SUHADA

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

11 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

13 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

24 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

24 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

24 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

25 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

25 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

43 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya